TRIBUNPONTIANAKCO.ID, SAMBAS - Anggota Polsek Tekarang terus melakukan sambang di Desa, tak henti-hentinya mengingatkan kepada warga masyarakat untuk waspada terhadap gangguan kamtibmas, Rabu 19 Januari 2022. Kegiatan sambang ini rutin dilaksanakan sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada masyarakat untuk memberikan rasa aman, nyaman dan damai memberikan pesan-pesan dan himbauan kamtibmas. MakalahKebutuhan Dasar Rasa Aman dan Nyaman (Nyeri) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas Rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentangKebutuhan Dasar Manusia Rasa Aman dan Nyaman (Nyeri). Terima kasih kami ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan yang diberikan sehingga kami asuhankeperawatan klien arthritis gout dengan masalah gangguan rasa aman dan nyaman : nyeri di wilayah kerja puskesmas garuda kota pekanbaru karya tulis ilmiah studi kasus elisa kifana p031914401010 kementerian kesehatan republik indonesia politeknik kesehatan kemenkes riau prodi d-iii keperawatan riau 2022 Rasatidak nyaman itu biasanya hanya terjadi 7-10 hari di awal puasa. Kemudian kondisi tubuh akan beradaptasi dan mulai nyaman menjalani puasa tanpa memerlukan bantuan obat. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini juga mengimbau untuk menghindari makanan asam, pedas, berlemak tinggi, terutama pada saat sahur. Gangguanrasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan. b. Kurangnya aktivitas/mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri. c. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan . 4. Intervensi . No. DX. keperawatan. Intervensi . Rasional . 1. arti tanda merah di motor vario 125. Gangguan rasa nyaman merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai perasaan kurang senang, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan, dan ini diberi kode masuk dalam kategori psikologis, subkategori nyeri dan kenyamanan dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia SDKI.Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis keperawatan gangguan rasa nyaman secara komprehensif, namun dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah akan mempelajari tanda dan gejala yang harus muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta memilih intervensi seluruh artikel atau lihat bagian yang anda inginkan pada daftar isi berikutTanda dan GejalaPenyebab EtiologiPenulisan DiagnosisLuaran HYDIntervensi Manajemen Nyeri Posisi relaksasi TerkaitReferensiTanda dan GejalaUntuk dapat mengangkat diagnosis gangguan rasa nyaman, Perawat harus memastikan bahwa tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien, yaituDSMengeluh tidak nyamanDOGelisahBila data diatas tidak tampak pada pasien, maka Perawat harus melihat kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosis keperawatan, atau diagnosis keperawatan lain yang masuk dalam sub kategori nyeri dan kenyamanan pada EtiologiPenyebab etiologi dalam diagnosis keperawatan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status inilah yang digunakan oleh Perawat untuk mengisi bagian “berhubungan dengan ….” pada struktur diagnosis etiologi untuk masalah gangguan rasa nyaman adalahGejala penyakitKurang pengendalian situasional/lingkunganKetidakadekuatan sumber daya mis dukungan finansial, sosial, dan pengetahuanKurangnya privasiGangguan stimulus lingkunganEfek samping terapi mis medikasi, radiasi, kemoterapiGangguan adaptasi kehamilanPenulisan DiagnosisDiagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan aktual, yang berarti penulisannya menggunakan metode tiga bagian, yaitu[masalah] + [penyebab] + [tanda/gejala].Sehingga contoh penulisannya menjadi seperti iniGangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit dibuktikan dengan mengeluh tidak nyaman, bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat menjadiGangguan rasa nyaman gejala penyakit mengeluh tidak nyaman, = Gangguan rasa nyamanPenyebab = Gejala penyakitTanda/gejala = Mengeluh tidak nyaman., = berhubungan = dibuktikan denganPelajari lebih rinci pada “Cara menulis diagnosis keperawatan sesuai SDKI.”Luaran HYDDalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia SLKI, luaran utama untuk diagnosis gangguan rasa nyaman adalah “status kenyamanan meningkat.”Status kenyamanan meningkat diberi kode dalam kenyamanan meningkat berarti keseluruhan rasa nyaman dan aman secara fisik, psikologis, spiritual, sosial, budaya, dan lingkungan hasil untuk membuktikan bahwa status kenyamanan meningkat adalahKeluhan tidak nyaman menurunGelisah menurunKetika menulis luaran keperawatan, Perawat harus memastikan bahwa penulisan terdiri dari 3 komponen, yaitu[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].ContohSetelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status kenyamanan meningkat, dengan kriteria hasilKeluhan tidak nyaman menurunGelisah menurunPerhatikanLabel = Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status kenyamananEkspektasi = MeningkatKriteria Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3, dst,Lebih jelas baca artikel “Cara menulis luaran keperawatan sesuai SLKI.”IntervensiSaat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/ itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur luaran baca di “Cara menentukan intervensi keperawatan sesuai SIKI”.Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia SIKI, intervensi utama untuk diagnosis gangguan rasa nyaman adalahManajemen nyeriPengaturan posisiTerapi relaksasiManajemen Nyeri manajemen nyeri dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia SIKI diberi kode nyeri adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan yang dilakukan pada intervensi manajemen nyeri berdasarkan SIKI, antara lainObservasiIdentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeriIdentifikasi skala nyeriIdenfitikasi respon nyeri non verbalIdentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeriIdentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeriIdentifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeriIdentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidupMonitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikanMonitor efek samping penggunaan analgetikTerapeutikBerikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri mis TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, Teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermainKontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri mis suhu ruangan, pencahayaan, kebisinganFasilitasi istirahat dan tidurPertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeriEdukasiJelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeriJelaskan strategi meredakan nyeriAnjurkan memonitor nyeri secara mandiriAnjurkan menggunakan analgesik secara tepatAjarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi nyeriKolaborasiKolaborasi pemberian analgetik, jika perluPengaturan Posisi pengaturan posisi dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia SIKI diberi kode posisi adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk menempatkan bagian tubuh untuk meningkatkan Kesehatan fisiologis dan/atau yang dilakukan pada intervensi pengaturan posisi berdasarkan SIKI, antara lainObservasiMonitor status oksigenasi sebelum dan sesudah mengubah posisiMonitor alat traksi agar selalu tepatTerapeutikTempatkan pada matras/tempat tidur terapeutik yang tepatTempatkan pada posisi terapeutikTempatkan objek yang sering digunakan dalam jangkauanTempatkan bel atau lampu panggilan dalam jangkauanSediakan matras yang kokoh/padatAtur posisi tidur yang disukai, jika tidak kontraindikasiAtur posisi untuk mengurangi sesak mis semi-fowlerAtur posisi yang meningkatkan drainagePosisikan pada kesejajaran tubuh yang tepatImobilisasi dan topang bagian tubuh yang cidera dengan tepatTinggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepatTinggikan anggota gerak 20° atau lebih diatas level jantungTinggikan tempat tidur bagian kepalaBerikan bantal yang tepat pada leherBerikan topangan pada area edema mis bantal dibawah lengan atau skrotumPosisikan untuk mempermudah ventilasi/perfusi mis tengkurap/good lung downMotivasi melakukan ROM aktif atau ROM pasifMotivasi terlibat dalam perubahan posisi, sesuai kebutuhanHindari menempatkan pada posisi yang dapat meningkatkan nyeriHindari menempatkan stump amputasi pada posisi fleksiHindari posisi yang menimbulkan ketegangan pada lukaMinimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah posisiUbah posisi setiap 2 jamUbah posisi dengan Teknik log rollPertahankan posisi dan integritas traksiEdukasiInformasikan saat akan dilakukan perubahan posisiAjarkan cara menggunakan postur yang baik dan mekanika tubuh yang baik selama melakukan perubahan posisiKolaborasiKolaborasi pemberian premedikasi sebelum mengubah posisi, jika perluTerapi relaksasi terapi relaksasi dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia SIKI diberi kode relaksasi adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk menggunakan teknik peregangan untuk mengurangi tanda dan gejala ketidaknyamanan seperti nyeri, ketegangan otot, atau yang dilakukan pada intervensi terapi relaksasi berdasarkan SIKI, antara lainObservasiIdentifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitifIdentifikasi Teknik relaksasi yang pernah efektif digunakanIdentifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan Teknik sebelumnyaPeriksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah LatihanMonitor respons terhadap terapi relaksasiTerapeutikCiptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkanBerikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasiGunakan pakaian longgarGunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan beriramaGunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau Tindakan medis lain, jika sesuaiEdukasiJelaskan tujuan, manfaat, Batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia mis musik, meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresifJelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilihAnjurkan mengambil posisi nyamanAnjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasiAnjurkan sering mengulangi atau melatih Teknik yang dipilihDemonstrasikan dan latih Teknik relaksasi mis napas dalam, peregangan, atau imajinasi terbimbingDiagnosis TerkaitDaftar diagnosis lainnya yang masuk dalam kategori psikologis dan subkategori nyeri dan kenyamanan adalahKetidaknyamanan pasca partumNauseaNyeri akutNyeri kronisNyeri melahirkanReferensiPPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan IndonesiaDefinisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III Revisi. Jakarta 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta PPNI. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Musim haji telah tiba, dan beberapa Jamaah sudah mulai diberangkatkan secara bergilir. Kerajaan Arab Saudi dan Pemerintah Indonesia sudah sepakat bahwa kuota haji pada 2023 ini adalah sejumlah orang jamaah. Kuota ini terdiri atas jamaah haji reguler, dan jamaah haji khusus. Penerbangan panjang menuju Makkah dan Madinah bisa menjadi pengalaman yang menantang, karena waktunya cukup panjang. Penerbangan dari Jakarta ke Jeddah umumnya berkisar antara 9-10 jam, tergantung pada rute dan kondisi cuaca, tetapi dengan mempersiapkan diri dengan baik dan mengikuti beberapa tips penting, jamaah dapat menjalani penerbangan dengan nyaman dan Tempat Duduk yang Nyaman Meskipun jamaah haji tidak dapat memilih tempat duduknya sendiri karena ditentukan oleh panitia, ada beberapa tips yang dapat membantu agar duduk menjadi lebih nyaman di posisi manapun. Pertama, bawalah bantal leher atau bantal kecil untuk menopang kepala dan leher agar tidak terlalu tegang. Kedua, perhatikan postur tubuh dengan menjaga punggung tegak dan menggunakan bantal tambahan jika Pakaian Longgar dan NyamanPastikan Anda menggunakan pakaian yang longgar dan nyaman selama perjalanan. Nah, karena biasanya Jamaah mendapatkan bahan seragam, oleh karena itu usahakan membuat model baju yang longgar dan nyaman. Hindari menggunakan pakaian yang terlalu ketat, karena hal ini dapat mengganggu sirkulasi darah dan membuat Anda tidak nyaman. Pilihlah pakaian dengan bahan yang adem agar sirkulasi udara tetap Makanan Berat sebelum Penerbangan Sebaiknya hindari makan makanan berat sebelum penerbangan. Gantilah dengan makanan ringan seperti buah-buahan dan perbanyak minum air putih. Terlalu banyak makanan yang dikonsumsi dapat menyebabkan rasa mual dan muntah selama Waktu Tidur dengan BijakManfaatkan waktu tidur dengan baik selama penerbangan. Jangan terlalu lama, dan jangan kurang tidur. Supaya bisa tidur nyaman, usahakan untuk menggunakan earplugs untuk mengurangi kebisingan di sekitar. Kurangi pencahayaan dengan mematikan lampu baca. Lakukan rileksasi atau perenggangan sebelum tidur sehingga tubuh tidak kaku ketika kirim pelembab dan kurangi make up 1 2 3 Lihat Travel Story Selengkapnya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari sering kita menjumpai ganguan rasa aman dan nyaman pada orang-orang yang mengalami sakit, cidera dan lain-lain. nyeri adalah salah satu ganguan rasa aman dan nyaman, salah satu yang sering kita jumpai pada manusia. Ganguan rasa aman nyaman yaitu nyeri, nyeri merupakan sauatu keadaan sensori dimana tubuh mengalami suatu syok atau injuri yang menyebabkan pusat rangsangan rasa sakit pada hipotalamus menjadi aktif kemudian orang tersebut mengalami rasa sakit yang tergantung lokasi, luas dan tingkat nyeri tersebut. Saat ini, ganguan rasa aman nyaman atau yang biasa disebut nyeri merupakan gangguan akibat insiden yang angka kejadiannya prevalensinya terus di temukan di rumah sakit. Risiko kematian akibat nyeri berkisar antara 510% pertahun pada kasus nyeri ringan, yang akan meningkat menjadi 30-40% pada nyeri berat. Selain itu, nyeri merupakan yang paling sering memerlukan perawatan ulang dirumah sakit readmission, meskipun pengobatan rawat jalan telah diberikan secara optimal. Gangguan rasa aman dan nyaman ini merupakan masalah kesehatan utama yang dialami masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenakan, tubuh manusia sangat rentan terhadap suatu injuri. Pada zaman modern ini Angka gangguan rasa aman nyaman atau nyeri semakin meningkat. Baik di Negara maju maupun berkembang. Hal ini sangat membahayakan bagi kehidupan seseorang, sehingga untuk mencegah komplikasi lebih lanjut harus segera mendapat perawatan medis di rumah sakit. 1 Untuk mrmberikan perawatan medis yang tepat dan efektif, khususnya bagi tenaga keperawatan, harus memahami konsep asuhan keperawatan pada ganguan rasa aman dan nyaman Apalagi dalam keadaan kedaruratan yang membutuhkan keahlian dalam memberikan pertolongan pada pasien. B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan maslah dari makalah ini adalah sebagai berikut 1. Apa definisi dari nyeri? 2. Apa saja etiologi dari nyeri? 3. Di bagi menjadi berapakah klasifikasi nyeri? 4. Bagaimana patofisiologi dari nyeri? 5. Apa manifestasi klinis dari nyeri? 6. Apa saja komplikasi dari nyeri 7. Apa saja pemeriksaan penunjang dan yang dapat di lakukan pada nyeri? 8. Bagaimana penatalaksanaan dari nyeri? C. TUJUAN 1. Tujuan umum Mengetahui secara menyeluruh mengenai konsep teori dan konsep asuhan keperawatan dengan pasien gangguan rasa aman dan nyaman nyeri 2. Tujuan khusus a Memahami definisi dari nyeri b Mengetahui etiologi nyeri c Memahami klasifikasi nyeri d Memahami patofisiologi dari nyeri e Mengetahui manifestasi klinis. f Mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada g h i nyeri Mengetahui penatalaksanaan dari nyeri. Mengetahui komplikasi dari nyeri Menguasai konsep asuhan keperawatan pada nyeri D. MANFAAT 1. Bgi rumah sakit 2 Memberi tambahan refrensi bagi mahasiswa, tenaga medis atau petugas kesehatan untuk memberikan informasi tentang kebutuhan rasa aman dan nyaman nyeri bila ada yang embutuhkan informasi. 2. Bagi institusi Mengembangkan ilmu keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia dan menambah literature tentang kebutuhan rasa aman dan nyaman. 3. Bagi penulis Menambah pengetahuan dan wawasan tentang asuhan keperawatan kebutuhan rasa aman dan Nyman nyari yang dapat di jadikan tambahan refrensi untuk persiapan memasuki dunia kerja di bidang keperawatan 3 BAB II KONSEP DASAR NYERI A. Definisi nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang di dapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial. Atau menggambarkan kondisi terjadinya pernapasan, menurut Internasional Association For Study Of Paint IAPS nyeri didefinisikan ilangksebagai keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya di ketahui bila seseorang pernah mengalami Tansuri 2007 Arthur C. Curton 1983 nyeri merupakan suatu keadaan mekanisme mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang di rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri. B. Klasifikasi nyeri Nyeri dapat di bedakan berdasarkan jenis dan bentuknya 1. Jenis nyeri a. Nyeri perifer 1 Nyeri superficial adalah rasa nyeri muncul akibat rangsangan pada kulit dan mukosa 2 Nyeri viseral adalah rasa nyeri timbul akibat rangsangan pada reseptor nyeri di rongga abdomen, cranium, dan torak. 3 Nyeri alih adalah rasa nyeri di rasakan di daerah lain yang jauh dari jaringan penyebab nyeri b. Nyeri sentral Nyeri sentral adalah nyeri yang muncul akibat ransangan pada medulla spinalis, batang otak dan thalamus. c. Nyeri psikogenik Nyeri psikogenik adalah nyeri yang penyebab fisiknya tidak di ketahui. Umumnya nyeri ini di sebabkan oleh factor psikologis. Selain jenis-jenis nyeri yang telah di sebutkan sebelumnya, terdapat beberapa jenis nyeri yang lain. Contohnya sebagai berikut a. Nyeri somatik nyeri yang berasal dari tendon, tulang, saraf, dan pembuluh darah. b. Nyeli menjalar nyeri yang terasa di bagian tubuh yang lain, umumnya di sebabkan oleh kerusakan atau cidera pada organ visceral. 4 c. Nyeri neorologis bentuk nyeri tajam yang di sebabkan oleh spasme di sepanjang atau di beberapa jalur saraf. d. Nyeri phantom nyeri yang di rasakan pada bagian tubuh yang hilang, misalnya pada bagian kaki yang sebenarnya sudah diamputasi. 2. Bentuk nyeri a. Nyeri akut Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, umumnya nyeri ini tidak lebih dari enam bulan. b. Nyeri kronis Merupakan nyeri yang berlangsung berkepanjangan, berulang atau menetap selama lebih dari enam bulan. C. Etiologi Factor-faktor yang mempengaruhi nyeri, yaitu 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Budaya 4. kulture 5. makna nyeri 6. ansietas D. Patofisiologi Secara ringkas, stimulasi nyeri di tranmisikan medulla spinalis, selanjutnya serabut mentranmisikan nyeri ke seluruh bagian otak, Termasuk area limbik. Area ini mengandung sel-sel yang bisa mengontrol emosi khusunya ansietas. Area limbic yang akan berperan dalam memproses reaksi emosi terhadap nyeri. Setelah tranmisi saraf berakhir di pusat otak, maka individu akan mempersepsikan nyeri. Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zatzat kimia seperti briakinin, serotonin, dan enzim preteotik. Kemudian zat-zat tersebut meransang dan merusak ujung syaraf reseptor nyeri yang ransangannya tersebut akan di hantarkan ke hipotalamus melalui syaraf asendon. Sedangkan di korteks nyeri akan di persiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain di hantarkan ke hipotalamus nyeri dapat menurunkan stimulus terhadap reseptor mekanis sensitif pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri wahit chayatin, n. Mubarak. 2007 E. Pathway Stimulus nyeri 5 Medulla Memiliki serabut-serabut untuk Seluruh bagian otak termasuk area Memiliki sel-sel pengontrol Berperan aktif memproses reaksi Se telah semua proses berakhir Persepsi nyeri F. Manifestasi klinis 1. Respon simpatik a. Peningkatan tekan darah b. Peningkatan suhu c. Peningkatan respirasi 2. Respon muscular a. Gelisah b. Meraba c. Membatasi respirasi 3. Respon emosional a. Perubahan prilaku b. Merintih dan menangis c. Ekspresi wajah G. Pengukuran intensitas nyeri Intensitas nyeri dapat di ukur dengan beberapa cara, antara lain dengan 1 menggunakan skala menurut hyward, sebaga berikut = tidak nyeri 1-3 = nyeri ringan 4-6 = nyeri sedang 6 7-9 = sangat nyeri, tapi masih dapat di kendalikan dengan aktivitas yang bisa di lakukan 10 = sangat nyeri dan tidak bisa di kendalikan H. Komplikasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. Edema pulmonal Hipopolemik Kejang Hipertermi Masalah mobilisasi Hipertensi I. Pemeriksaan diagnostic dan pemeriksaan penunjang 1. 2. 3. 4. Pemeriksaan USG Rontgen Ct-scan cidera kepala Pemeriksaan laboratorium J. Penatalaksanaan 1. Farmakologi a. Analgetik opiat morfin, kodein b. Non opiate aspirin, ibubprofen c. Analgetik adjuvans d. Anastesi local dan regional e. Analgesic epidural 2. Non-farmakologi Terdiri dari penatalaksaan secara fisik dan kognitif-prilaku a. Intervensi fisik 1 Stimulasi kutanius masase, kompres panas dingin, akupresur, conteriritan, contralateral 2 Imobilisasi 3 distraksi 4 Stimulasi saraf elektrik transkuteus SSET b. Kognitif-prilaku 1 Hypnotis 2 Imajinasi terbimbing 7 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Tindakan perawat yang perlu dilakuan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah 1. Mengkaji perasaan pasien respon psikologis yang muncul. 2. Menetapkan respon fisiologis pasien terhadap nyeri dan lokasi nyeri. 3. Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri. Untuk pasien yang mengalami nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokouskan pengkajian pada dimensi perilaku, afektif, kognitif. Terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan seorang perawat dalam memulai mengkaj respon nyeri yang dialami pasien, diantaranya 1. Penentuan ada tidaknay nyeri Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri, walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau nyeri yang dilaporkan oleh pasien adalah nyata. 2. Karakterisktik nyeri Faktor Pencetus P Provocate Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien, dalam hal inin perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri psikogenik maka perawat harus dapat mengeksplore perasaan klien dan menanyakan perasaan apa yang mencetuskan nyeri. - Kualitas Q quality Sering kali pasien mengungkapkan nyeri dengan kalimat0kalimat tjam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah seperti tertindih, perih, tertusuk, dan lain-lain dimana tiap pasien mungkin berbeda dalam melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan. 8 - Lokasi region Mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta pasien menunjukkan semu bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh pasien. - Keparahan S serve Tingkat keparahan pasien tentang nyeir merupakan karakteristik yang palin pengkajian ini pasien diminta untuk menggambarkan nyeri yang dirasakan sebagai nyeri ringan, sedang atau berat. Skala deskriptif Verbal VDS merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objetif. Skala inimerupakn sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskrispsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis. Skala Numerik NRS digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini pasien menilai eyeri dengan skal 0 sampai 10. Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik. Skala Analog Visual VAS merupakan garis lurus yang mewakili alat pendeskripsi kebebasan penuh pada pasien untuk mengidentifikasi tingkat keparahan nyeri yang ia rasakan. VAS merupakn pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka. - Durasi Time Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan, durasi, dan rangkaian nyeri. - Faktor yang memperberat/memperingan Perlu mengkaji faktor-faktor yang mempererat nyeri pasien untuk memberikan tindakan yang tepat untuk menghindari peningkatan respon nyeri pada pasien. 3. Respon perilaku 9 4. Respon afektif Respon afektif juga perlu diperhatikan missalnya cemas, depresi, dll. 5. Pengaruh nyeri terhadap kehidupan klien Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pasien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari, sehingga perawat juga mengetahui sejau mana dia membantu dalam program aktivitas pasien. 6. Persepsi klien tentang nyeri Perawat perlu mnegkaji persepsi pasien terhapada nyeri, bagaimana pasien menghubungkan antara neyri yang dialami dengan proses penyakti atau hal lain dalam diri atau lingkungan sekitarnya. 7. Mekanisme adaptasi klien terhadap nyeri Perlu mnegkaji cara-cara yang biasa pasien gunakan untuk menurunkan nyeri agar dapat memasukkannya dalam rencana keperawatan. B. Diagnose keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan dengan cidera fisik 2. Nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan 3. Nyeri berhubungan dengan cidera tindakan dan imobilisasi C. Intervensi diagnose keperawatan, NOC, NIC, dan rasional N DIANOSA O KEPERAWATAN 1 NOC NIC Nyeri akut berhubungan Setelah di lakukan tindakan dengan dengan cidera keperawatan selama 3 x24 fisik jam nyeri dapat berkurang catat laporan verbal, sampai hilang dengan criteria petunjuk non-verbal, dan hasil  Nyeri berkurang hingga respon hemodinamik skala 1-3  Klien tampak rilek 10 Guidance  Pantau karakteristik nyeri, Support  Bantu melakukan teknik relaksasi Teaching  Ajarkan nafas dalam dan imajinasi terbimbing Development environment  Ciptakan lingkungan yang kondusif Collaboration  Kolaborasi dengan dokter 2 untuk pemberian obat Guidance  Pantau karakteristik nyeri, Nyeri kronis berhubungan keperawatan selama 3 x24 dengan kerusakan jam nyeri dapat berkurang jaringan sampai hilang dengan criteria catat laporan verbal, hasil  Nyeri teratasi  Nyeri berkurang hingga petunjuk non-verbal, dan skala 1-3  Klien tampak rilek respon hemodinamik Support  Beri posisi semi fauler Teaching  Ajarkan teknik relaksasi Development environment  Ciptakan lingkungan yang kondusif Collaboration Kolaborasi dengan dokter 3 Nyeri berhubungan keperawatan selama 3 x24 dengan cidera tindakan jam nyeri dapat berkurang dan imobilisasi sampai hilang dengan criteria 11 untuk pemberian obat Guidance  Pantau karakteristik nyeri, catat laporan verbal, hasil  Nyeri teratasi  Nyeri berkurang hingga skala 1-3 Klien tampak rilek petunjuk non-verbal, dan respon hemodinamik  Yakinkan, bahwa kita mengetahui dan paham nyeri yang di rasa Support  Lakukan tindakan distraksi dan mobilisasi  Anjurkan klien mengurangi hal- hal yang dapat menimbulkan nyeri Teaching  Ajarkan teknik imajinasi terbimbing Development environment  Ciptakan lingkungan yang kondusif Collaboration  Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat 12 D. Evaluasi Kaji tanda – tanda relaksasi dan penurunan skala nyeri pada klien 1. Penurunan ketegangan otot 2. Pernafasanklien dalam batas normal 3. Intensitas nyeri berkurang 4. Pasien mampu beraktivitas secara normal 13 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN NYERI A. Pengkajian 1. Pengumpulan data a. Identitas umum pasien Nama Umur Jenis klamin Agama Suku Pendidikan Alamat An. A 12 tahun Prempuan Islam Melayu SD Jln. Dusun Cempaka Kel. Sui. Kunyit Pekerjaan Tgl masuk RS Tgl pengkajian Diagnosa medis Dalam Kec. Sui. Kunyit Pelajar 19-01-2015 19-01-2015 Trauma Tumpul Torak dan Abdomen b. Identitas penanggung jawab Nama Tn. A Jenis kelamin laki-laki Hubungan dengan pasien Ayah Pasien 2. Riwayat kesehatan a. Alasan masuk rumah sakit Pasien merupakan, pasien rujukan dari RSUD. Rubini dengan trauma torak dan trauma abdomen. Saat ini pasien mengeluhkan nyeri dada kanan dan nyeri perut karena jatuh dari motor lalu dada membentur setang motor. Pada saat jatuh pasie sempat sadar, pingsan, dan sadar kembali. b. Keluhan utama Pasien mengatakan sesak dan nyeri P nyeri bila bergerak dan di tekan Q seperti di tusuk-tusuk R dada dan perut S 4-6 T hilang timbul c. Keluhan saat di kaji  Pasien mengatakan dada dan perutnya terasa nyeri 14  Pasien mengatakan kurang nafsu makan di karenakan mual dan muntah sudah dua kali muntah pada tanggal 19 Januari 2015  Pasien dan keluarga mengatakan bingung dan tidak mengetahui cara untuk mengatasi keluhan. d. Riwayat penyakit terdahulu Pasien mengatakan baru kali ini mengalami kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan masuk rumah sakit. e. riwayat kesehatan keluarga pasien mngatakan keluarganya dalam keadaan sehat tidak ada yang pernah menderita penyakit kronis lainnya. 3. Genogram Keterangan laki-laki prempuan pasien 4. Data biologis a. Pola nutrisi SMRS pasien makan 3x sehari porsi normal MRS pasien makan 2x sehari menggunakan NGT, pada hari pengkajian ke dua pasien dalam kondisi puasa. b. Pola minum SMRS pasien minum 6-7 gelas /hari 1-1,5 l MRS pasien minum 3-4 gelas /hari 0,3-0,5 l c. Pola eleminasi SMRS pasien BAB 1x sehari BAK 1-6 x sehari 15 MRS pasien jarang BAB karna jarang makan dan perutnya nyeri, hanya 1x dalam dua hari, BAK menggunakan Kateter dengan volume 400-500 ml/hari d. Pola istirahat tidur SMRS pasien tidur 7-8 jam /hari MRS pasien tidur hanya 4-5 jam /hari e. Pola aktivitas SMRS pasien melakukan aktivitas secara mandiri MRS pasien bedress belum bisa melakukan aktivitas mandiri f. Pola hygiene SMRS pasien mandi 3x sehari MRS pasie mandi 2 hari 1x dengan bantuan keluarga g. Pola spiritual Pasien beragama islam, namun pasien tidak melakuka ibadah karena sakit 5. Pemeriksaan fisik a. Kesadaran umum Kesadaran compos mentis TTV TD 100/60mmHg N 88x/m RR 28x/m T 36,5 C b. Berat badan SMRS 28 kg Kurang lebih 2 bulan yang lalu MRS 25 kg c. Kepala Inspeksi simetris, tidak ada luka, tidak ada terepanasi, tidak ada Palpasi d. Mata Inspeksi hidrosepalus, bentuk bulat tidak ada nyeri tekan dan juga benjolan konjungtiva anemis, mata simetris, sclera merah muda, reaksi pupil terhadap cahaya mengecil, tidak ada nistagmus Palpasi e. Telinga Inspeksi Palpasi f. Hidung Inspeksi dan strabismus terdapat nyeri tekan di klopak mata simetris, tidak ada serumen, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan tidak ada nyeri tekan dan pembengkakkan simetreris, tidak ada polip, tidak ada secret, penciuman baik. 16 Palpasi tidak ada nyeri tekan, dan pembengkakan g. Mulut Inspeksi simetris, tidak ada stomatitis, bibir kering, h. Leher Inspeksi tidak ada pembesaran kelenjar, vena jugularis tampak Palpasi arteri karotis teraba kuat i. Dada Jantung Inspeksi ictus cordis tidak Nampak Palpasi ictus cordis teraba Perkusi Aukultasi terdengan normal blub-dub Paru-paru Inspeksi tidak ada retraksi dinding dada Auskultasi pesikular Perkusi sonor j. Abdomen Inspeksi simetris Palpasi ; nyeri tekan bagia perut bawah dengan skala 6-7 Auskultasi bising usus 10x /m Perkusi timpani k. Genetalia Terpasang kateter, saluran kemih lancer l. Ekstermitas EAD 44444 44444 EBD EAS 55555 44444 EBS Keterangan Terpasang infis di tangan kiri RL 20 TPM 1 tidak mampu bergerak sama sekali 2 hanya mampu menggerakkan ujung ekstermitas 3 hanya mampu mengeser sedikit 4 mampu mengangkat tangan dengan bantuan, sesaat bantuan di lepas tangan jatuh 5 kekuatan tonus otot turun tp mampu malawan gaya gravitasi 6 kekuatan otot utuh mampu melawan gaya gravitasi 6. Data psikologis a. Status emosi Klien dapat mengendalikan emosi dengan baik b. Konsep diri 17 Konsep diri menurun di karenakan proses penyakit c. Gaya berkomonikasi Klien sulit di ajak komonikasi, data di dapat dari keluarga pasien d. Pola interaksi Interaksi keluarga dan pasien terhambat di karenkan proses penyakit 7. Terapi medic Hari pertama tgl 19-01-2015  RL 500ml 20 TPM  Dextra ½ ampul  Ranitidin 1 ampul  Ceftriaxone 1 gr  Katerolac 1 ampul Hari kedua tgl 20-01-2015      RL 500ml 20 TPM Tranfusi 2 kampil Ranitidin 1 ampul Ceftriaxone 1 gr Katerolac 1 ampul Hari ketiga tgl 21-01-2015  RL 500ml 20 TPM  Ranitidin 1 ampul  Ceftriaxone 1 gr  Katerolac 1 ampul 8. Data penunjang Data laboratorium tanggal 19-01-2015  Hb 8,6 g/dl  Ht 24,2%  Leokosit 28,400 /ml  Trombosit 209,00 /ml Foto rontgen tanggal 19-01-2015  Abdomen + kontras 18 B. Analisa Data N Data o 1 Etiologi maslah DS Klien mengatakan nyeri pada bagian dada hingga ke perut bagian atas P nyeri bila bergerak dan di tekan Q seperti di tusuk-tusuk R di bagian dada kanan 2 Benturan benda keras dan tumpul pada bagian objek Menyebabkan trauma tumpul thorak dan dan perut bagian atas S berat 7-9 T hilang timbul DO pasien tampak berwajah Vaskularisasi objek injuri topeng meringis ke Memar sakitan TTV TD 100/60mmHg N 88x/m RR 28x/m T 36,9 C DS - keluarga pasien abdomen nyeri dada dan abdomen Gangguan mengata-kan dalam nutrisi perjalanan menuju Trauma tumpul pada rumah sakit, pasien abdomen muntah 2 x - keluarga pasien Gangguan pada fungsi pencernaan mengata-kan pasien sempat tak sadarkan Peningkatan asam diri DO - pasie tampak lemah Pasien tampak lesu dan pucat, kesadaran compos mentis, dan lambung Anoreksia dan vomiting Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak nafsu makan 19 Daftar Masalah Keperawatan Tanggal masalah Diagnose keperawatan Ditemukan teratasi o C. 1 Nyeri berhubungan dengan 19-01-2015 paraf 21-01-2015 trauma tumpul torak dan 3 abdomen di dan tandai dengan DS klien keluarga mengatakan tidak DS Klien mengatakan nyeri paham akan proses pada bagian dada hingga ke pengobatan penyakit perut bagian atas P nyeri bila bergerak dan di DO klien dan keluarga tekan tampak bingungakan Q seperti di tusuk-tusuk R di proses bagianpenyembuhan dada kanan dan Tingkat pendidikan yang rendah Kurang pengetahua Tidak mengerti proses dan n pengobatan penyakitnya Kurang pengetahuan perut bagian atas serta pengobatan S berat 7-9 penyakitnya. T hilang timbul DO pasien tampak berwajah topeng meringis ke Diagnose keperawatan sakitan 2 TTV TD 100/60mmHg N 88x/m RR 28x/m T 36,9 C Perubahan nutrisi kurang dari Noc 19-01-2015 21-01-2015 19-01-2015 20-01-2015 kebutuhan tubuh berhubungan denag intake makanan berkurang di tandai dengan DS - keluarga pasien mengatakan dalam perjalanan menuju rumah sakit, pasien muntah 2 x - keluarga pasien mengatakan pasien sempat tak sadarkan diri DO - pasie tampak lemah Pasien tampak lesu dan pucat, kesadaran compos mentis, dan tidak nafsu 3 makan Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai proses pengobatan di tandai dengan DS klien dan keluarga mengatakan tidak paham 20 Nic D. Rencana Keperawatan No 1 Setelah di lakukan tindakan trauma tumpul torak dan abdomen keperawatan selam 3x24 di tandai dengan jam,nyeri teratasi dan pasien   memperlihatkan  pengendalian yang  pasien Manajemen nyeri Kompres hangat Latihan nafas dalam Berikan pasien dibuktikan dengan skala lingkungan yang tenan DS Klien mengatakan nyeri pada bagian dada hingga ke perut bagian atas P nyeri bila bergerak dan di tekan Q seperti di tusuk-tusuk R di bagian dada kanan dan nyeri berkurang 3-4 dan pasien menjadi lebih rileks analgetik iintravena topeng meringis ke sakitan TTV TD 100/60mmHg N 88x/m RR 28x/m T 36,9 C Perubahan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan kebutuhan tubuh berhubungan keperawatan selama 3x24 denag intake makanan berkurang jam,kebutuhan nutrisi pasien di tandai dengan tercukupi dengan criteria DS - keluarga pasien mengatakan dalam perjalanan menuju rumah sakit, pasien muntah 2 x - keluarga pasien mengata- dan nyaman  Berkolaborasi dengan doctor  Pemberian obat perut bagian atas S berat 7-9 T hilang timbul DO pasien tampak berwajah 2  Kaji tingkat nyeri Nyeri berhubungan dengan hasil status gizi berupa asupan makanan dan cairan terpenuhi dan nafsu makan meningkat kan pasien sempat tak sadarkan diri DO - pasie tampak lemah Pasien tampak lesu dan pucat, kesadaran compos 21  Manajemen nutrisi  Berikan pasien makan yang bergizi  Anjurkan pasien makn walaupun sedikit  Pemberian nutrisi parenteral mentis, dan tidak nafsu 3 makan Kurang pengetahuan berhubungan Setelah dilakukan tindakan dengan kurangnya informasi keperawatan selama 3x24 mengenai proses pengobatan di jam pengetahuan pasien tandai dengan akan proses pengobatan bertambah dengan criteria DS klien dan keluarga hasil mengatakan tidak paham  Klein dan keluarga dapat akan proses pengobatan mengerti dan paham penyakit akan proses pengobatan DO klien dan keluarga tampak bingungakan proses penyembuhan penyakit nya  Guidance Kaji tingkat pengetahuan pasien  Support Berikan penyuluhan kesehatan  Teaching Anjurkan pasien menindak lanjuti intervensi  Berikan lingkungan yang kondusif  Collaboration Berkolaborasi dengan serta pengobatan penyakitnya penyuluh kesehatan E. Catatan Perkembangan dan Evaluasi N O N 1 O DX 1 Hari/tanggal/ja Implementasi m Sen 19-01 -2015  Mengkaji pola nyeri  observasi TTV TD 100/60 mmHg N 88x/menit RR 22x/menit S 36x/menit  Anjurkan pasien untuk latihan nafas dalam  Anjurkan pasien untuk diberikan kompres hangat pada bagian dada han abdomen nya ï‚ R/ pasien mengikiuti semua instruksi 22 evalu S pasien mengatak nyeri di bagian perutnya O pasien menangis kesakitn,pasien A masalah belum P intervensi dilanj  mengkaji tam  mengkaji fac     penyebab ny pembarian a Ranit 1 amp Keto 1ampl Cefri 1 amp 2 Sen 19-01-2015 ï‚ Hnyeri sedikit teratasi  Kaji pola nutrisi pasien dan anjurkan untuk makan walaupun sedikit .  Anjurkan pasein untuk minum air putih ï‚ R/pasien mengikiuti semua instruksi Hnutrisi pasien sedikit terpenuhi ï‚ 3 Sen 19-01-2015  Kaji tingkat pengetahuan pasien  Anjurkan pasien untuk mendengarkan penyuluhan yang di berikandengan baik ï‚ R/ paseien mengikuti instruksi,dan pasien bertanya pada penyuluh 2 1 Sel 20-01-2015  Kaji sekala nyeri  Menganjurkan px untuk mengatur posisi tidur sehingga nyeri dapat berkurang ï‚ R/ pasien mengatur posisi senyaman mungkin  Menganjurkan pasien untuk latihan nafas dalam sebagai upaya manajemen nyeri ï‚ R/ pasien mengikuti intruksi dengan baik  Menganjurkan pasien untuk kompres hangat pada bagian nyeri ï‚ R/ pasien dan keluarga melakukan intruksi 2 Sel 20-01-2015  Mengkaji pola nutrisi pasien 23 S pasien mengatak dan sulit untuk m mulut secara lang O pasien tampak p A masalah belu ter P intervensi di lanj  Mengkaji po untuk menam  Melakukan p NGT S pasien dan kelua mengata-kan tida O pasien dan kelua bingung A masalah belum t P intervensi di lanj  Mengkaji pe dengan berta penyakitnya S pasien mengatak berkurang, dan n dan perut sudah b nyeri 2-3 O pasien lebih tena bisa memposisik posisi sim dan se A masalah teratasi P intervensi di lanj  Manajemen n  Pengaturan p  Pengaturan n  Pemberian k dingin  Kolaborasi d pemberian m S pasien mengatak  Menganjurkan pasien untuk makan sesuai porsi yang di siapkan ï‚ R/ pasien makan namun jarang dan tidak hibis  Menganjurkan pasien untuk banyak mengkonsumsi air putih ï‚ R/ pasien mengikuti intruksi  Menganjurkan pasien untuk banyak 3 Sel 20-01-2015 makan buah-buahan ï‚ R/ pasien tidak mau makan  Mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga mengenai proses penyakit dan proses penyembuhan  Menganjurkan pasien dan juga keluarga untuj untuk melanjutkan pembelajaran lebih lanjut ï‚ R/ pasien dan keluarga mengikuti  Menganjurkan pasien dan keluarga makan banyak di perutnya terkada O pasien masih tam kulit baik. TD. 10 A masalah belum t P intervensi di lanj  Pemberian n  Pemberian m tambahan  Pemantauan S pasien dan keluar denga faktor pen penyakitnya O pasien dan kelua melakukan upaya komplikasi dan m A masalah teratasi P intervensi di hent untuk menyimak PENKES yang di berikan berkenaan dengan penyakit 3 1 Rab 21-01-2015 dan proses penyembuhan. ï‚ R/ Pasien mendengarkan  Mengkaji skala nyeri dan pola istirahat pasien  Mengkaji tanda-tanda vital pasien  Menganjurkan pasien untuk duduk ï‚ R/ pasien mengikuti  Menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas-aktivitas ringan ï‚ R/ pasien mengikuti 2 Rab 21-01-2015  Mengkaji motivasi klien untuk mengubah pola kebiasaan makan  memantau nilai laboratorium khususnya transferin, albumin, dan 24 S pasien mengatak sangat berkurang dada dan abdome terasa O TTV pasien norm tanda-tanda nyer bisa duduk dan b A masalah teratasi P intervensi di hent S pasien mengatak makannya bertam mengatakan moti meningkat demi elektrolit  mengkaji makanan kesukaan pasien  mengajarkan pasien dan keluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal  memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan cara memenuhinya  anjurkan pasien untuk makan dan minum yang bergizi, tinggi protein, dan kalori yang siap di konsumsi 25 O kadar albumin, t elektrolit dalam b pasien tampak le berat badan meni A masalah teratasi P intervensi di hent BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN An. A datang ke Rumah Sakit RSUD ABDUL AZIZ tanggal 19 Januari 2015 bersama keluarga, dengan keluhan dada dan perutnya terasa nyeri, kurang nafsu makan di karenakan mual dan muntah sudah dua kali muntah pada tanggal 19 Januari 2015, dan keluarga mengatakan bingung dan tidak mengetahui cara untuk mengatasi keluhan. An. A merupakan, pasien rujukan dari dari RSUD Rubini dengan trauma torak dan trauma abdomen yang di sebabkan jatuh saat berkendara menggunakan motor. Dari berbagai keluhan pasien di atas, dan di lakukan proses keperawatan selama proses penyembuhan dengan diagnosa keperawatan, Nyeri berhubungan dengan tarauma tumpul torak dan abdomen, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan berkurang, dan kurang pengetahuan behubungan dengan kurangnya informasi mengenai proses pengobatan. Dan di lakukan tindakan keperawatan berdasarkan hasil analisa data dan pengkajian tingkat skala nyeri dengan memanajemen nyeri, memberikan kompres hangat, menganjurkan pasien untuk latihan napas dalam dan memberikan lingkungan yang kondusif serta berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi secara farmakologi. Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, di hari pertama, dua dan ketiga kebutuhan rasa aman dan nyaman pasien dapat terpenuhi dengan hasil nyeri sudah teratasi dan pasien sudah di perbolehkan pulang. B. SARAN Demikian makalah ini kami susun sebagaimana mestinya, semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi tim penyusun dan semua mahasiswa dan mahasiswi kesehatan pada umumnya. Saran kami, lebih banyak membaca untuk meningkatkan pengetahuan, serta lebih mendalam dalam melakukan pengkajian. 26 27 DAFTAR PUSTAKA Saputra, dr. Lyndon. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang Selatan Binarupa Aksara Carpento, Lynda Juall. 1995. Diagnosa Keperawatan. Jakarta EGC Hidayat, A. Aziz, Alimul. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar ManusiaAplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta Selemba Medika Mubarok, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta EGC Kozeir & Glenora Erb’s. 2002. Technique In Clinical Nursing, Edisi 5. Pearson Edu. 28 MENGETAHUI Pembimbing lapangan/CI pembimbing akademik Heny triany NZ. NIP197902042006042007 Mahasiswa/I 29 khemo sensitif Rangsangan zat kimia berupa bradikinin, serotinin, ionkalium, asam, prostaglandin, asetilkolon, dan enzim Penghantaran Impuls delta A menusuk dan tajam Pada kulit dan otot bermielin halus,garistengah 2-5 mm, kecepatan 6-30 m/detik. 166 - LP Aman Nyaman Sdki88% found this document useful 8 votes14K views19 pagesOriginal Title166_LP AMAN NYAMAN SDKICopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?88% found this document useful 8 votes14K views19 pages166 - LP Aman Nyaman SdkiOriginal Title166_LP AMAN NYAMAN SDKIJump to Page You are on page 1of 19 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 17 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

gangguan rasa aman dan nyaman