Daftartoko, supplier, agen, distributor, perusahaan dari Mebel Jepara terupdate dari seluruh wilayah Indonesia Bagikan. Filter Kategori. Province. MEBEL JEPARA. PERUSAHAAN MEBEL JEPARA. Perusahaan yang bergerak di bidang suplier equipment kitchen specialis ( mesin kopi, mesin ice cream, mesin kebab, mesin juice dispeenser, walk in freezer Artikata freedom dalam kamus Inggris-Indonesia. Terjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - Kamus bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Indosat Freedom Combo 8GB / 30 Hari + Bonus 500MB | Lazada Indonesia. Milenial Wajib Tahu, 5 Fakta Menarik Paket Freedom Internet dari IM3 Ooredoo - Tekno Liputan6.com. UkuranPerusahaan Pengusaha Furniture di Jepara Dari sisi permodalan, 30 jumlah sub yek re sponden dalam penelitian ini, 17% responden merupakan pengusaha Mikro dengan kepe milikan aset kurang da Pakhasan seorang pengusaha mebel di jepara, jawa tengah. Ia mengubah kayu menjadi berbagai kerajinan mebel. Tindakan ekonomi yg dilakukan pak hasan termasuk kegiatan. A. Pemasaran, B. Produksi, C. Konsumsi, D. Distribusi 2 Lihat jawaban Iklan Dilansirdari Ensiklopedia, pak bambang seorang pengusaha mebel di jepara, jawa tengah. ia mengubah kayu menjadi berbagai kerajinan mebel. tindakan ekonomi yang dilakukan pak bambang termasuk kegiatan c. produksi. Baca Juga: Dalam Kongres Pemuda II terdapat peristiwa sejarah bagi para pemuda dan seluruh anggota Kongres, yaitu? arti tanda merah di motor vario 125. Soal Penilaian Harian IPS Kelas 7 Semester 2 Materi Kegiatan Ekonomi - Bagi bapak dan ibu guru yang mengajar mata pelajaran IPS kelas 7 tentu harus mempersiapkan Soal Penilaian Harian untuk peserta didik Anda. Soal Penilaian Harian PH ini digunakan untuk mengetahui kemampuan pengetahuan peserta didik terhadap materi yang diajarkan bapak ibu guru kepada peserta didiknya di kelas. Pada kesempatan ini kami akan berbagi soal penilaian harian IPS kelas 7 semester 2 yang dibuat oleh Bapak Renol Darmawan Guru SMP Santo Yusuf 2 Bandung. Berikut soal penilaian harian IPS kelas 7 semester 2 materi kegiatan ekonomi 1. Kegiatan menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen disebut .... A. konsumsi B. distribusi C. produksi D. proses 2. Kegiatan mengurangi atau menghabiskan nilai barang dan jasa merupakan….. A. pengertian konsumsi B. pengertian distribusi C. pengertian produksi D. tujuan konsumsi 3. Setiap pagi Pak Arnold membeli nasi bungkus di warung Bu Rumiyah. Nasi bungkus tersebut digunakan sebagai bekal makan siang di kantor. Kegiatan yang dilakukan Pak Arnold tersebut merupakan salah satu contoh kegiatan .... a. konsumsi b. produksi C. distribusi D. promosi 4. Pak Hasan seorang pengusaha mebel di Jepara, Jawa Tengah. la mengubah kayu menjadi berbagai kerajinan mebel. Tindakan ekonomi yang dilakukan Pak Hasan termasuk kegiatan .... A. pemasaran B. produksi C. konsumsi D. distribusi 5. Kegiatan berikut ini yang termasuk distribusi adalah .... A. pabrik tekstil mempekerjakan beberapa karyawan baru B. perusahaan membuat barang untuk dipakai dalam negeri C. pabrik sepatu mengekspor produknya ke Jepang D. perusahaan batik membuat baju batik 6. Tujuan seseorang atau lembaga melakukan kegiatan produksi adalah .... A. mendapatkan kepuasan maksimal B. memenuhi keinginan masyarakat C. menghasilkan barang dan jasa D. menyalurkan hasil produksi 7. Perhatikan kegiatan berikut! 1 Memproduksi barang. 2 Mengurangi nilai guna suatu barang. 3 Meratakan peredaran barang. 4 Menjaga kesinambungan kegiatan produksi. Tujuan kegiatan distribusi ditunjukkan oleh angka.... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 3 dan 4 8. Bu Ani mempunyai tempat produksi furnitur. Tempat produksi beliau menghasilkan berbagai macam perabotan seperti lemari, meja, kursi, dan lain lain. Dalam menjalankan usahanya Bu Ani tidak menitipkan hasil produksi nya ke toko furnitur akan tetapi langsung menjualnya kepada pemakai, yaitu rumah tangga. Cara distribusi yang dilakukan oleh Bu Ani disebut dengan distribusi .... A. tidak langsung B. semi langsung C. langsung D. efektif 9. Berikut ini adalah faktor-faktor produksi. Yang termasuk faktor produksi asli adalah .... A. tanah dan modal B. tanah dan tenaga kerja C. modal dan kewirausahaan D. tenaga kerja dan kewirausahaan 10. Perhatikan gambar berikut! Hal seperti tampak pada gambar merupakan faktor produksi . . . A. alam B. modal C. tenaga kerja D. kewirausahaan Bagi Anda yang membutuhkan Soal Penilaian Harian IPS Kelas 7 Semester Genap Materi Kegiatan Ekonomi silakan Get notifications from this blog Sejumlah pekerja mempersiapkan mebel di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, yang sudah dipesan para pembeli ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng - Agus Suprihanto, salah seorang pengusaha mebel di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menggandeng empat produsen untuk memenuhi permintaan pembeli yang mengalami peningkatan setelah mengikuti Program Lapak Ganjar. "Untuk yang rutin ada empat rumah produsen yang saya gandeng, dan ada banyak lagi tergantung jumlah permintaan pembeli yang masuk," kata warga Desa Kuwasen RT 4 RW 1, Kabupaten Jepara, saat dihubungi melalui telepon di Semarang, Senin. Ia mengungkapkan, usaha yang dirintisnya sejak 2016 mulai kehilangan pelanggan saat pandemi COVID-19. Dirinya terus berupaya mempertahankan usahanya itu dengan berbagai jalan promosi diantaranya dengan mengikuti Program Lapak Ganjar, ajang promosi melalui Instastory Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. "Awalnya dikabari teman kalau ada Lapak Ganjar, akhirnya saya upload di situ dan direpost langsung di story Instagram Pak Ganjar. Sedikit demi sedikit penjualan meningkat lagi. Alhamdulillah kondisi sekarang sudah membaik, dulu sempat drop karena pandemi, semuanya berkurang," ujarnya. Menurut dia, Program Lapak Ganjar memberikan dampak posutif terhadap usahanya karena selain menambah follower akun Instagramnya meningkatkan jumlah pembeli, terutama pelanggan baru. "Sangat berpengaruh sekali, apalagi sehari setelah direpost Pak Ganjar itu follower bertambah, WhatsApp sehari dibuat sibuk, bahkan sampai tiga hari setelahnya. Walau tidak langsung beli tapi di hari berikutnya mulai tanya-tanya dan akhirnya juga beli. terima kasih sangat membantu," katanya. Usaha yang bergerak di bidang mebel milik Agus Suprihanto menyediakan berbagai jenis seperti lemari, kursi, meja, bahkan menerima penggarapan interior dan eksterior bangunan, sedangkan contoh-contok produk bisa dilihat di akun instagram leandra_furniture. Pengiriman pembelian paling banyak Jakarta, Bogor, Bali dan pernah ekspor ke Australia. "Dan hari ini saya berangkat ke Bali untuk mengukur garapan interior vila di Tabanan, itu juga karena Lapak Ganjar," ujar pria yang akrab disapa Anto itu. Twitter Meluncurkan Alat Pelacakan Iklan Politik di Eropa Menjelang Pemilu Twitter Meluncurkan Alat Pelacakan Iklan Politik Tenun Troso Jepara Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda 2022 Tenun Troso Jepara Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Horog horog dan 3 Karya Budaya Asal Jepara Diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Horog horog dan 3 Karya Budaya Asal Jepara Tips Wajib Saat Snorkeling di Pulau Karimunjawa Tips Wajib Saat Snorkeling di Pulau Karimunjawa 3 Tempat Wisata Asyik di Jepara yang Harus dikunjungi 3 Tempat Wisata Asyik di Jepara yang Harus dikunjungi 10 Tempat Wisata Terbaik di Kabupaten Tegal 10 Tempat Wisata Terbaik di Kabupaten Tegal Iklan Figures - uploaded by Angelina Ika RahutamiAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Angelina Ika RahutamiContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free LAPORAN PENELITIAN PROFIL INDUSTRI MEBEL JEPARA Dr. Angelina Ika Rahutami Dr. Widuri Kurniasari Dr. Yekti Prawihatmi PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIKA SOEFGIJAPRANATA SEMARANG 2018 BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Untuk mencapai dinamika ekonomi yang lebih tinggi, kesejahteraan yang berkelanjutan, pertumbuhan inklusif dan pembangunan terpadu di antara negara-negara ASEAN, para anggota ASEAN telah berkomitmen untuk mempercepat Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA pada tahun 2015. Dengan adanya MEA, maka akan ada transformasi yang signifikan, dimana ASEAN menjadi kawasan dengan pergerakan barang, jasa, investasi, tenaga kerja yang bebas, dan arus modal yang bebas. Pertukaran barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal di antara negara-negara ASEAN membawa dampak pada industri, termasuk industri Mebel. Industri Mebel telah menjadi salah satu industri prioritas di Indonesia yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, memiliki daya saing global, dan sebagai sumber devisa. Industri mebel menyerap tenaga kerja secara signifikan dan didukung oleh sumber bahan baku seperti kayu, rotan dan bambu. Industri mebel berkontribusi besar pada pembangunan ekonomi dan pemberdayaan karena varian produknya menarik. Terlepas dari kualitas produknya, industri membutuhkan kreativitas desain yang tinggi. Desain unik menyatukan kualitas bahan terbaik sehingga industri furnitur menempati tempat sendiri di industri ini. Di Indonesia, Jepara merupakan pusat industri mebel. Secara umum berikut ini adalah deskripsi umum industri mebel di Jepara. Tabel Deskripsi umum industri mebel di Jepara Kayu, Rotan, Bambu, bahan lain unit kecil 92%, 871 unit sedang 6%, dan 309 unit besar 2% Amerika serikat 37%, Jepang 12%, Inggris 8% Belanda 8%, Jerman 7%, Perancis 7%. Sebagai tambahan, dalam jumlah kecil juga diekspor ke Itali, Belgia, Spanyol dan Australia Industri mebel di kabupaten Jepara yang terkenal unik dengan ukirannya merupakan salah satu kekayaan intelektual dengan kearifan lokal yang telah meningkatkan nilai tambah produk industri furniture dan kerajinan kayu tidak hanya di Kabupaten Jepara, tetapi juga Provinsi Jawa Tengah dan Indonesia. Industri mebel Jepara telah menjadi ikon bagi produk ekspor dari Jawa Tengah dan Indonesia. Sektor ini telah mampu menciptakan kesempatan kerja yang tinggi dan kesejahteraan baik bagi masyarakat, khususnya masyarakat di Kabupaten Jepara. Berdasarkan laporan Statistik kabupaten Jepara pada tahun 2016 terdapat sebanyak unit usaha yang bergerak pada bidang furniture. Jumlah unit usaha tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak orang. Tabel menunjukkan profil industri furniture Kabupaten Jepara. Tabel Profil Industri mebel kabupaten Jepara Tahun 2016 Jumlah Tenaga kerja orang Volume Produksi buah/set Sumber Kabupaten Jepara dalam Angka, 2017 Industri mebel Kabupaten Jepara memberikan kontribusi yang dominan dalam ekspor nonmigas. Pada triwulan pertama 2016 nilai ekspor mebel Jepara tercatat sebesar 46,26 juta dolar AS dengan volume barang yang diekspor sebanyak 12,6 juta kilogram. Kondisi tersebut berbeda dengan periode yang sama tahun lalu. Nilai ekspor pada Triwulan I 2015 sebesar 41,82 juta dolar AS dengan volume barang sebesar 10,89 juta kg. Jumlah eksportir pada periode Januari sampai dengan Maret 2016 sebanyak 247 pengekspor, sedangkan periode sama tahun lalu sebanyak 206 pengekspor. Sebenarnya jumlah perusahaan mebel di Jepara yang berorientasi ekspor dan jumlah ekspor mebel lebih tinggi dari yang tercatat saat ini, tetapi banyak perusahaan mebel yang ada di Jepara sekadar cabang dari kota tertentu sehingga ekspor barangnya di luar Provinsi Jawa Tengah. Beberapa perusahaan mebel besar yang ada di Jepara melakukan distribusi produk mebelnya ke Yogyakarta atau Surabaya sehingga data ekspornya tidak terpantau. Nilai ekspor mebel dari Jepara yang dicatat hanya yang melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Tabel menunjukkan kinerja ekspor industri mebel Kabupaten Jepara Tahun 2016. Tabel Kinerja ekspor industri mebel Kabupaten Jepara Jumlah negara tujuan ekspor Sumber Kabupaten Jepara dalam Angka, 2017 Berdasarkan data dari Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu BPMPPT Jepara, jumlah investor asing yang menanamkan investasinya di bidang industri pengolahan kayu sepanjang 2015 mencapai 11 investor dengan nilai investasi mencapai Rp158,69 miliar. Pada tahun 2014, investor asing yang menanamkan investasinya di Kabupaten Jepara jauh lebih banyak atau mencapai 19 investor dengan nilai investasi Rp 266,5 miliar. Pemberlakuan sertifikat sistem verifikasi legalitas kayu SVLK, dinilai sejumlah pihak turut mendongkrak nilai ekspor mebel dari Jepara karena negara tertentu yang memberlakukan aturan soal legalitas kayu. Untuk itu, Pemkab Jepara berupaya mendorong para pengusaha mebel dan ukir untuk mengurus SVLK karena kelak semua negara memberlakukan aturan yang pengusaha mebel jepara dan ukir di Kabupaten Jepara yang sudah mengantongi sertifikat SVLK sebanyak 200-an pengusaha. Di balik kemegahan industri mebel di Kabupaten jepara, terdapat banyak persoalan yang sudah klasik maupun persoalan yang muncul karena kemajuan teknologi akhir-akhir ini. Masalah klasik yang dihadapi adalah sulit dan mahalnya bahan baku kayu yang saat ini harus diperoleh dari luar Jepara. Kayu harus mendatangkan dari luar jawa sehingga mengakibatkan biaya produksi sangat tinggi. Masalah lain adalah sulitnya mencari tenaga kerja, baik tukang kayu maupun tukang amplas. Itu seiring dengan maraknya iklim investasi industri di Jepara sekarang ini. Banyak tenaga kerja yang memilih menjadi buruh pabrik karena gajinya tinggi dari pada jadi tukang amplas, karena sekarang banyak pabrik-pabrik baru di Jepara. Akhir-akhir ini pelaku usaha furniture rumahan semakin menurun salah satu penyebabnya adalah pelaku industri mebel rumahan beralih menjadi eksportir yang hanya bermodalkan gawai. Sekarang banyak pengusaha mebel yang berjualan online, mereka tidak perlu repot-repot melakukan produksi barang dan hanya menawarkannya saja, karena modalnya lebih sedikit. Dengan berjualan online mereka cukup mengetahui harga-harganya saja, lalu memiliki foto dan tinggal memasarkannya secara online. Barang yang dijual bukan milik sendiri. Hal lain yang menarik untuk diperhatikan adalah pajak pada industri mebel. Instrumen perpajakan yang diterapkan pemerintah pada intinya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara dari sektor pajak. Namun sebagaimana risiko kebijakan yang tidak selalu disambut dan berakibat baik untuk semua pihak. Demikian juga kebijakan pemerintah di sektor industri mebel. Sebagaimana dikutip dari Linangkung 2016, Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan menyatakan bahwa saat ini perkembangan industri mebel di Indonesia relatif stagnan. Dua hal pokok yang mempengaruhi menurutnya adalah tentang pungutan pajak yang masif baik dari sisi jenis maupun besaran tarif pajak, dan tentang perijinan lokasi yang tidak lagi masuk dalam kawasan perindustrian. Kondisi tersebut menyebabkan terkendalanya pemasaran produk mebel khususnya untuk keperluan ekspor. Penelitian ini merupakan penelitian kerjasama dengan Universitas San Carlos Cebu. Kerjasama penelitian dilakukan melalui komparasi kondisi antara Cebu dan Jepara yang sama-sama sebagai pusat industri mebel di Indonesia dan Filipina, dan sedang mengalami kemunduruan. Penelitian ini juga merupakan bagian dari penelitian besar industri mebel Indonesia yang menyoroti sisi makro dan mikro. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka terlihat bahwa Jepara sebagaimana Cebu merupakan pusat industri mebel, yang mengalami kemunduruan dalam produksi, disain, maupun persaingan dalam pasar mebel ASEAN dan dunia. Permasalahan jaringan pemasaran, permodalan, produksi dan juga kesejahteraan para pengrajin merupakan masalah utama yang ada di Jepara. Permasalahan yang lain adalah terkait dengan perpajakan yang dipandang akan menjadi beban bagi UMKM Tujuan dan manfaat khusus Tujuan utama penelitian ini adalah untuk melihat profil industri mebel di Jepara dan kesiapannya memasuki pasar MEA. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk. 1. Melakukan pemetaan kondisi industri furnitur di Jepara dari sisi sumber daya manusia, pemasaran, permodalan, produksi dan sosial ekonomi 2. Melakukan investigasi bagaimana industri furnitur Jepara melakukan penyesuaian bisnis baik secara internal dan eksternal. Penyesuaian internal terkait dengan manajemen dan keuangan, sedangkan penyesuaian internal terkait dengan kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi, kompetitor dan jejaring global. 3. Melakukan identikasi tingkat pemahaman pajak dari para pelaku industri manufaktur khususnya pengusaha dan atau pihak manajemen industri mebel di Jepara. 4. Mengidentifikasi strategi untuk menjamin keberlanjutan bisnis. Manfaat dari penelitian ini adalah memetakan kondisi mebel di Jepara yang pada akhirnya bisa digunakan oleh pelaku industri maupun dinas perindustrian dan perdagangan untuk membuat kebijakan yang tepat, yang dapat mendorong kondisi industri mebel. Keutamaan penelitian Keutamaan penelitian ini terletak pada kelengkapan pemetaan industri mebel di Jepara. Pemetaan tidak hanya membahas mengenai profil industri dan perusahaan, namun melihat mengenai pengembangan produk, penetrasi pasar, dan transfer pengetahuan. Penelitian ini menjadi lebih berguna karena merupakan bagian dari penelitian besar mengenai industri mebel di Indonesia, dan pada akhirnya akan dipertemukan dengan penelitian dari tim Universitas San Carlos Cebu Filipina untuk mendapatkan komparasi industri. Luaran yang akan dicapai Penelitian ini akan menghasilkan laporan penelitian yang akan ditindaklanjuti dengan pembuatan artikel yang akan dipresentasikan pada seminar internasional. Luaran yang lain adalah berupa rekomendasi baik bagi pemerintah maupun para pelaku usaha industri mebel supaya dapat memiliki strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu Berikut ini beberapa temuan dari hasil penelitian mengenai furnitur baik di Jepara maupun di Cebu Filipina. Kondisi industri di Jepara, seperti yang diteliti oleh Berry, Albert, Edgard Rodriguez, dan Henry Sandee 2001, dimana mereka membahas mengenai peran cluster dan subkontrak sebagai faktor dalam evolusi perusahaan kecil dan menengah di Indonesia selama seperempat abad terakhir. Hal yang diperdebatkan adalah sejumlah perusahaan semacam itu telah berhasil menjadi eksportir furnitur rotan, mebel kayu dan garmen dengan menggunakan kekuatan hubungan subkontrak dengan investor asing dan pembeli. Penelitian ini juga menemukan mayoritas investor asing masih berperan aktif sebagai mitra usaha yang dapat mengurangi beban di sisi pajak. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 50% ekspor mebel dikuasai oleh 10 besar perusahaan dimana investor asing menyumbang 25% dari total ekspor. Pelaku usaha kecil mampu menembus pasar ekspor melalui buyerdriven jaringan perdagangan ukiran mebel kayu dan ada pialang, agen, dan pedagang yang berfungsi sebagai perantara antara pembeli internasional dan produsen skala kecil. Industri ini populer di barat karena kemampuannya dalam memproduksi produk tiruan. Sasaran ekspor perajin ini ditujukan untuk negara-negara yang berpenghasilan rendah namun kemudian muncul persaingan kuat dari China, Vietnam, dan Kamboja. Penelitian yang dilakukan Loebis, Lienda, Hubert Schmitz 2005 mengenai pengrajin furnitur Jawa Tengah apakah mampu bertahan atau tidak di pasar internasional. Dari hasil penelitian mereka ditemukan bahwa sebenarnya perusahaan dan pekerja memperoleh penghasilan dari produksi untuk produk-produk yang dijual ke pasar internasional, namun keuntungannya tidak berkelanjutan karena viabilitas ekspor menjadi tergantung pada kayu sebagai bahan baku yang diperoleh secara ilegal dan jumlahnya semakin lama semakin menipis. Di lain sisi, menurut Zainuri, Muhammad, Waridin, Purbayu B, dan Santoso I 2012 yang meneliti mengenai mengenai kondisi mebel Jepara melalui analisis SCP, hasilnya menunjukkan bahwa industri mebel Jepara merupakan persaingan yang sifatnya monopolistik. Perilaku pasar yang dirasakan oleh pelaku pasar, terutama industri kecil dan menengah cukup lemah. Industri berskala besar dipandang mempunyai kinerja yang baik. Tingkat daya saing di kalangan industri kecil dan menengah relatif rendah, sedangkan industri skala kecil mempunyai tingkat persaingan yang lebih tinggi. Dari hasil penelitian yang dilakukan ini, dapat diungkapkan bahwa di kalangan indsutri kecil dan menengah harus diprioritaskan dalam penyusunan strategi produksi dan distribusi. Sedangkan penelitan mebel di Cebu seperti yang dilakukan oleh Zos, Victoria 2013., meneliti tentang pentingnya peningkatan penjualan global dengan mempertimbangkan aspek kerjasama antara industri dan pemangku kepentingan. Hal yang menarik dari penelitian mereka adalah industri furnitur yang berbasis pada sumber daya lama mempunyai kendala di bahan baku namun mampu bersaing di pasar internasional selama lebih dari lima dekade. Pabuayon , Isabelita M., Merlyn N. Rivera, Leina H. Espanto 1998 sistem produksi rotan di Filipina sangat luas dan sangat ekstraktif. Semua rotan yang diproduksi di dalam negeri berasal dari hutan alam. Sayangnya, upaya pengembangan perkebunan terpadu tidak memadai. Kelangsungan hidup industri ini terancam oleh penurunan ketersediaan bahan baku dan harga bahan baku yang tinggi, hal ini mengakibatkan meningkatnya impor bahan baku yang berakibat pada penurunan pendapatan dari produk rotan. Peta Jalan penelitian Java furniture makers winners or losers from globalization? Loebis, Lienda, Hubert Schmitz 2005 The Performance and Prospect of Small Medium Enterprises of Furniture Industry in Jepara Regency, Central Java, Indonesia Zainuri , et. Al 2012 The Philippine rattan sector a case study of the production-to-consumption systems Pabuayon 1998 Profiling Industri Mebel di Jepara Rahutami 2017 BAB III METODE PENELITIAN Data Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Jepara Jawa Tengah, dengan mengambil sampel UKM yang bergerak dalam bidang mebel. Sampel dalam penelitian ini akan bersifat purposif random sampling. Riset akan menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner, dan wawancara mendalam. Nara sumber kunci dalam penelitian ini yang akan diwawancara mendalam adalah 1. Pembuat kebijakan yaitu Kepala Dinas perindustrian, Kepala dinas Perdagangan, dan Kepala dinas koperasi dan UMKM. 2. Ketua asosiasi mebel di tingkat provinisi Jawa Tengah dan Kabupaten Jepara 3. 5 orang pelaku utama dalam industri furnitur di Jepara Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Persaingan usaha. Beberapa pendekatan persaingan usaha dalam industri furnitur akan digunakan untuk menilai seberapa penting kondisi persaingan usaha menjadi pertimbangan dalam mengembangkan usaha. Pendekaran tersebut antara lain kondisi atau kualitas produk, layanan pasca jual, biaya dan harga, serta waktu produksi dan pengiriman. 2. Prioritas Manajemen. Mengukur skala kepentingan responden akan beberapa hal pokok, yaitu terkait produk, produksi, harga pokok produksi, dan pemasaran produk. 3. Kinerja. Secara khusus akan mengukur kinerja dari manajer dan supervisor produksi selama proses produksi. 4. Inovasi. Mengukur tingkat kepentingan inovasi bagi pengembangan usaha, baik mengukur inovasi dari para bawahan dalam mencari ide-ide baru dalam berproduksi maupun inovasi untuk kepentingan perusahaan secara umum, misal terkait biaya produksi dan pemasaran. 5. Variabel terkait pemahaman pajak akan mengukur sejauh mana responden memahami peran pajak bagi pembangunan serta aturan dasar terkait kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi wajib pajak. Misal jenis pajak yang harus dibayar, besarnya tarif, dan batas setor lapor. Metode analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk membuat profil dari industri mebel di Jepara. Data yang ada akan dideskripsikan secara komprehensif. Penelitian juga melihat beberapa kebijakan terkait. Penelusuran kebijakan ini akan berguna dalam keputusan strategis langkah pengembangan yang dapat dilakukan oleh industri mebel di Jepara. Terkait bidang pajak, analisis juga akan dilakukan secara deskriptif untuk bisa memberikan gambaran menyeluruh terkait pemahaman perpajakan. Cross tab analysis akan digunakan untuk membantu mendapatkan gambaran berdasarkan kriteria wajib pajak. BAB IV DESKRIPSI DATA DAN DISKUSI Pemetaan Industri Furnitur di Jepara Jepara merupakan sentra industri furnitur Indonesia dan bahkan telah dikenal oleh dunia internasional. Sentra industri furniture Kabupaten Jepara telah mengelami perkembangan dari waktu ke waktu dan memiliki peran penting terhadap perekonomian wilayah. Berikut ini adalah perekembangan jumlah unit usaha dan volume produksi industri furnitur di Jepara. Sumber Badan Pusat Statistik, data diolah Gambar Perkembangan Jumlah unit usaha dan Volume Produksi Industri Funiture Kayu Kabupaten Jepara. Data menunjukkan bahwa tren baik jumlah IKM maupun volume prduksi meningkat dari tahun ke tahun. Namun demikian terdapat indikasi bahwa terjadi penurunan jumlah IKM dari tahun 2015 ke tahun 2016, meskipun volume produksinya meningkat. Berdasarkan data industri keseluruhan di Jepara, industri furnitur kayu merupakan industri dengan jumlah IKM terbanyak. Pada tahun 2012 terdapat 4,104 unit IKM, meningkat menjadi 5,993 unit IKM atau naik sebesar persen. Namun demikian, jika dibandingkan jumlah IKM pada tahun 2015 dengan 2016, nampak terjadinya penurunan jumlah IKM, yakni menjadi 5,870 unit, atau turun sebear persen. Sementara itu, volume produksi meningkat dari 2,948,824 buah pada tahun 2012 menjadi 4,098,164 buah pada tahun 2015, dan meningkat menjadi 4,184,037 buah padatahun 2016, atau meningkat sebesar persen selama 2012-2015 dan meningkat sebesar persen dari tahun 2015-2016. Sumber Badan Pusat Statistik, data diolah Gambar Perkembangan Nilai Produksi Industri Funiture Kayu Kabupaten Jepara. Secara keseluruhan dari tahun 2012 – 2016, jumlah IKM di Kabupaten Jepara mengalami peningkatan. Jumlah IKM pada tahun 2012 hanya sebanyak 9,959 unit usaha, menjadi 19,340 unit usaha pada taun 2015 dan menurun 18,695 unit usaha pada tahun 2016. Dari berbagai jenis IKM yang tumbuh di Kabupaten Jepara, data menunjukkan bahwa jumlah unit usaha furnitur kayu merupakan industri yang sangat dominan, yakni unit dari 9,959 unit IKM pada tahun 2012; unit dari 19,340 unit IKM pada tahun 2015 dan IKM dari IKM pada tahun 2016 . Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja, industry furniture pada tahun 2012 berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak orang, meningkat menjadi orang pada 2015 dan masih meningkat lagi pada 2016 menjadi Dari sisi nilai IKM furnitur menunjukkan adanya peningkatan nilai produksi dari Rp ribu 2012 menjadi ribu 2015 dan meningkat lagi pada 2016 menjadi Rp ribu. Orientasi IKM furniture Jepara pun selain memenuhi kebutuhan domestik juga berorientasi ekspor. Berdasarkan deskripsi di atas terlihat bahwa industri furnitur kayu memiliki peran terhadap perekonomian, baik perannya dalam ketersediaan barang, nilai produksi maupun penyerapan tenaga kerja serta devisa dari ekspor. IKM furniture memiliki kontribusi sebesar 52,13% dari seluruh IKM yang ada di Jepara, dengan porsi penyerapan tenaga kerja sebanyak 33,27% dan kontribusi nilai produksi sebanyak 49,54%. Sebanyak 49,60% jumlah eksportir di Jepara merupakan IKM furniture dan memberikan kontribusi ekspor sebesar 82,51%. Tabel Peran Industri Furnitur terhadap perekonomi Jepara Sumber Badan Pusat Statistik, data diolah Penelitian ini menggunakan sampel kecil sebanyak 30 responden perusahaan yang bergerak dalam industri furnitur di Kabupaten Jepara. Berikut ini deskripsi umum responden berdasarkan kriteria tahun berdiri, ukuran perusahaan, dan status hukumnya. Dari 30 sampel perusahaan, responden terbanyak adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 2001 hingga 2010 60%, berskala kecil dan menengah 40%, dan status hukumnya adalah kepemilikan tunggal 87%. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam dasawarsa 2001 hingga 2010 di kabupaten Jepara tumbuh usaha perorangan dalam skala kecil hingga menengah yang masih berkembang. Tabel Deskripsi Responden Sumber Kuesioner, data diolah Rincian deskripsi responden berkepemilikan tunggal selanjutnya adalah seperti pada tabel berikut. 77% dari sampel yang artinya sebagian besar responden dengan status hukum perusahaan dengan kepemilikan tunggal, dimiliki oleh laki-laki daripada perempuan. Tingkat pendidikan terakhir para pemilik usaha tersebut adalah SMA/ sederajat 38%, kemudian sarjana 35%. Tabel Deskripsi Responden – Kepemilikan Tunggal Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan Pendidikan Terakhir Sumber Kuesioner, data diolah Dari sampel yang diteliti, status hukum perusahaan berbentuk perusahaan hanya terdiri dari 2 perusahaan yang keduanya berbentuk CV. Chairperson pada perusahaan tersebut memang semuanya laki-laki, namun pada jajaran direksi ternyata perempuan lebih mendominasi daripada laki-laki. Berikut rinciannya. Tabel Deskripsi Responden - Perusahaan Pendidikan Tertinggi Chairperson Sumber Kuesioner, data diolah Berikut ini adalah tabel deskripsi responden berbentuk korporasi PT yang mengungkapkan bahwa baik jajaran direktur maupun pimpinan tertinggi CEO perusahaan-perusahan tersebut diduduki oleh laki-laki yang berpendidikan tertinggi Diploma dan Sarjana. Tabel Deskripsi Responden - Korporasi Sumber Kuesioner, data diolah Berikut ini adalah tabel posisi manajemen berdasarkan jenis kelamin. Dari total 93 orang dalam jangkauan survey menyatakan bahwa perbandingan jumlah pengelola industri furnitur adalah 60% laki-laki dan 40% perempuan. Para laki-laki mendominasi posisi jabatan tertentu pemilik, manajer, Manajer produksi, manajer SDM, dan karyawan. Hal ini terbukti dengan angka porsentase 100% laki-laki menduduki posisi-posisi tersebut dibanding perempuan. Sementara perempuan paling mendominasi pada jabatan manajer keuangan dan manajer pabrik. Sedangkan untuk posisi manajer pemasaran relatif seimbang. Tabel tersebut juga menyatakan bahwa dari 100% pengelola laki-laki, kebanyakan dari mereka menduduki manajer pemasaran, manajer administrasi, dan pemilik. Kemudian dari 100% pengelola perempuan, kebanyakan dari mereka menduduki posisi manajer pemasaran, manajer administrasi, dan manajer keuangan. Tabel Posisi Manajemen Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber Kuesioner, data diolah Berikut ini adalah tabel deskripsi pekerjaan karyawan berdasarkan sumber penyediaannya baik yang dipekerjakan langsung oleh perusahaan maupun yang disediakan oleh agen dari luar perusahaan beserta tingkat upah rata-rata masing-masing. Hasil tabulasi atas deskripsi karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan Karyawan langsung terdapat pada table berikut. Penelitian ini menemukan bahwa ternyata perusahaan cenderung memilih secara langsung karyawan berjenis kelamin laki-laki daripada perempuan 63% dibanding 37%. Kemudian dari 234 orang karyawan yang direkrut langsung dalam jangkauan survey ini, sebagian besar menduduki posisi pada bagian produksi 35%, pemasaran 27%, dan kantor administrasi sebanyak 11%. Sementara hanya 3% saja dari mereka yang menduduki jabatan pada bagian distribusi yang pada mana 83% adalah perempuan. Kondisi ini menegaskan bahwa untuk urusan distribusi, perusahaan membutuhkan jaringan luas di luar internal perusahaan sendiri, dan perempuan masih dinilai lebih tepat daripada laki-laki untuk jabatan ini. Tabel Karyawan Langsung 2. Produksi, Pekerja Non-Pengawas 4. Teknis / Pengembangan R&D Jumlah Total Karyawan Langsung Sumber Kuesioner, data diolah Dari total karyawan yang direkrut perusahaan melalui agen luar, 64% dari mereka berjenis kelamin laki-laki, 36% perempuan. Sebagian besar dari mereka menduduki posisi pada bagian pemasaran 41%, produksi 31%, dan bagian kantor/ admistrasi 16%. Sementara sangat kecil bagian dari mereka yang direkrut untuk bekerja pada bagian pengendalian mutu 0%, produksi 2%, dan bagian teknis/ pengembangan 3%. Sementara itu berdasarkan jenis pekerjaannya, karyawan laki-laki yang direkrut melalui agen paling banyak menduduki posisi produksi pengawas 89%, dan distribusi 75%. Sementara karyawan perempuan yang direkrut melalui agen, menduduki posisi pada bagian produksi pekerja 100% dari sampel, dan pekerjaan kantor/ administrasi 60%. Tabel Karyawan Agensi 2. Produksi, Pekerja Non-Pengawas 4. Teknis / Pengembangan R&D Sumber Kuesioner, data diolah Rata-rata gaji/ upah karyawan baik yang direkrut langsung dibandingkan melalui agen diringkas, diklasifikasikan dan disajikan dalam tabel berikut ini. Dari tabel tersebut diketahui bahwa upah rata-rata karyawan langsung memililki tingkat upah yang lebih tinggi dari karyawan dari agen. Gaji dan upah karyawan langsung mencapai di atas Rp Sementara karyawan agen maksimal hanya sampai Rp Kedua kelompok mempunyai rata-rata tingkat gaji dan upah yang sama. Mulai dari kelompok terbanyak pada level gaji dan upah Rp - Rp kemudian Rp – Rp disusul kelompok gaji dan upah kuran dari Rp baru kemudian kelompok gaji Rp – Rp Bila dibandingkan dengan tingkat UMK Kab. Jepara yang sebesar Rp pada tahun 2017 dan naik menjadi Rp tahun 2018. maka dapat diintepretasikan bahwa rata-rata gaji dan upah sudah di atas UMK. Tabel Perbandingan Rata-Rata Gaji dan Upah Sumber Kuesioner, data diolah Dalam proses produksi, tidak semua proses produksi dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dalam proses produksi biasanya ada yang menggunakan subkontraktor, dan ada perusahaan yang tidak menggunakan subkontraktor. Berdasarkan kuesioner diperoleh data bahwa 17% IKM menggunakan sistem subkontraktor, dan 83% tidak menggunakan. Tabel Sistem Subkontraktor Jenis kelamin sub kontraktor Lokasi geografis subkontraktor Sumber Kuesioner, data diolah Dari kuesioner terlihat bahwa 60% responden menyatakan pemakaian sistem subkontraktor ini dilakukan pada saat puncak pekerjaan, sedangkan 20% menyatakan bila dibutuhkan dan 20% lagi menyatakan selalu menggunakan subkontraktor. Berdasarkan jenis kelamin 61% tenaga subkontrak adalah laki-laki dan 39% adalah perempuan. Subkontrak dilakukan di wilayah yang sama 60% sedangkan sisanya berasal dari kota Jepara atau Jawa Tengah. Sebagian IKM memiliki kantor dan pabrik yang terpisah. Berikut ini adalah kondisi kantor dan pabrik IKM furniture. Dari sisi kepemilikan, 97% kantor dan 86% pabrik adalah milik sendiri. Lokasi kantor dan pabrik sebagian besar berada di perumahan dan bukan area komersial. Tabel Kondisi Kantor dan Pabrik Sumber Kuesioner, data diolah Dari sisi bahan baku, 89% produk mebel menggunakan bahan baku local, sedangkan sisanya menggunakan bahan baku impor. Tabel berikut menunjukkan produk yang dihasilkan. Secara rata-rata produk terbanyak yang dihasilkan adalah meja dan kursi. Jumlah produk yang dihasilkan pun juga mengalami fluktuasi tergantung masa sepi atau masa ramai pemesanan. Masa ramai pemesanan biasanya terjadi pada awal tahun dan pergantian musim untuk produk ekspor. Tabel Produk yang dihasilkan % terhadap total penjualan Volume Produksi per bulan Periode Penjualan per bulan Volume Produksi per bulan Periode Penjualan per bulan Sumber Kuesioner, data diolah Perkembangan industri furniture di Jepara saat ini tidak bisa terlepas dari masalah permodalan, longgarnya ijin yang diberikan bagi pemodal asing mengakibatkan maraknya ekspansi pemodal asing asing yang mulai meresahkan para pengusaha lokal. Disatu sisi peningkatan jumlah industri cukup baik, namun disisi lain banyak pengusaha lokal yang mulai terancam dikarenakan kalah bersaing dari sisi permodalan. Sumber Kuesioner, Data diolah, 2018 Gambar Ukuran Perusahaan Pengusaha Furniture di Jepara Dari sisi permodalan, 30 jumlah subyek responden dalam penelitian ini, 17% responden merupakan pengusaha Mikro dengan kepemilikan aset kurang dari 50 Juta, 40% pengusaha kecil dengan kepemilikan aset antara 50 Juta sampai 500 Juta , 40% pengusaha menengah dengan kepemilikan aset antara 500 Juta sampai 10 M, dan hanya 3% yang merupakan pengusaha besar dengan omset lebih dari 10 M. Dengan demikian rata-rata pengusaha dalam penelitian ini merupakan pengusaha furniture skala kecil atau menengah dengan status kepemilikan sebagian besar adalah kepemilikan tunggal sebesar 87%, bentuk perusahaan sebesar 6%, serta dalam bentuk koperasi sebesar 7%. Sumber Kuesioner, Data diolah, 2018 Gambar Kepemilikan Pengusaha Furniture di Jepara Dilihat dari ukuran perusahaan serta jenis kepemilikan usahanya, memang merupakan pengusaha kecil dan menengah dimana pangsa pasar yang selama ini berjalan sebagian besar adalah pangsa pasar lokal yang mencapai 70%. Hal ini semakin membuktikan bahwa beratnya usaha kecil menengah untuk memasuki ekspor atau memperbesar tingkat ekspor. Sumber Kuesioner, data diolah, 2018 Gambar Pasar Penjualan Furniture di Jepara Dari sisi kinerja pemasaran produk mebel merupakan salah satu komoditas strategis bagi ekonomi Indonesia. Beberapa kriteria yang menjadikan produk mebel sebagai komoditas strategis karena produk mebel merupakan produk yang bernilai tambah tinggi dan berdaya saing global. Produk mebel dari Jepara merupakan produk mebel yang cukup terkenal dan telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian local, daerah, maupum nasional. Nilai ekspor mebel furniture Kabupaten Jepara selama 2017 menurun sebesar 4,13 persen. Ekspor produk furniture sampai akhir tahun kemarin senilai USD 166,8 juta. Sedangkan tahun sebelumnya nilai ekspor mencapai USD 174,1 juta. Turunnya nilai ekspor tersebut juga diikuti dengan turunnya jumlah negara tujuan ekspor. Semula pada 2016 negara tujuan ekspor mencapai 113 negara. Pada 2017 turun menjadi 111 negara. Namun hal ini berbanding terbalik dengan jumlah eksportir dari Jepara. Nilai dan negara tujuan ekspor mengalami penurunan, tetapi jumlah eksportir justru meningkat. Salah satu penyebab turunnya nilai ekspor karena sebagian pengusaha lebih memperkuat pasar domestik. Hal ini seiring melemahnya daya beli negara importir. Beberapa negara Eropa mengalami penurunan nilai eskpor. Hanya Amerika Serikat yang mengalami peningkatan nilai ekspor dari Jepara. Para pengusaha bergantung dengan kondisi ekonomi negara importir. Amerika cukup stabil bahkan cenderung naik. Namun negara-negara Eropa dan Asia Timur cenderung menururn. Penelitian ini telah melakukan survey terhadap perusahaan mebel di Jepara. Jumlah responden yang mewakili industry mebel di Kabupaten Jepara pada penelitian ini ada 34 perusahaan. Berikut adalah informasi yang diperoleh dari responden perusahaan mebel yang menjadi sampel. 1. Target Segmen Pasar Hampir semua responden 94,12 persen perusahaan mebel di Jepara mentargetkan segmen pasar untuk produk-produk mebelnya adalah kalangan masyarakat yang masuk dalam kategori menengah ke atas, sedangkan hanya 5,88 persen yang target pasarnya adalah kalangan menengah ke bawah. Hal ini bisa dipahami karena produk mebel jepara adalah produk mebel dengan bahan kayu jati dengan ukiran yang khas dan unik sehingga bernilai tambah tinggi dan harganya tidak dapat dijangkau oleh masyarakat bawah. Tabel Target Segmen Pasar Sumber Kuesioner, data diolah Pembeli mebel Jepara rata-rata adalah pembeli dari luar negeri. Para pembeli asing sangat menyukai keunikan mebel Jepara yang sangat detil dan menarik. Setengah dari responden menyatakan bahwa pembeli asing tersebut membeli produk mebel Jepara dengan bersumber kontak pribadi. Para pembeli asing mengontak sendiri kepada perusahaan mebel di Jepara dan juga sebaliknya perusahaan mebel Jepara mengontak secara pribadi kepada pembeli. Selain dari kontak pribadi, pembeli asing juga mendapat informasi dari berbagai referensi , pameran atau misi perdagangan ke luar negeri. Tabel Sumber Pembeli Asing Sumber Kuesioner, data diolah Deskripsi Penyesuaian Bisnis Industri furniture merupakan industry yang bergerak cepat, menghadapi persaingan yang kompetitif, dan memiliki tantangan baik dari segi disain, masalah lingkungan, sampai ke pemasaran. Untuk menghadapi dunia bisnis yang bergerak cepat dan didasari dengan kondisi yang terlihat pada sub bab berikutnya, maka terdapat beberapa hal yang perlu disesuaikan, agar IKM furniture dapat bertahan dan berkembang. Perusahaan-perusahaan mebel di Jepara cukup adaptif mengikuti perkembangan teknologi dalam memasarkan produknya. Terbukti dari 58,82 persen perusahaan mebel di Jepara membuat website untuk mempromosikan produk-produk mebelnya. Promosi melalui website memiliki keuntungan lebih menarik, bisa diakses siapapun dan dari manapun, biaya murah dan interaktif. Table Promosi yang dilakukan Sumber Kuesioner, data diolah Orientasi pemasaran perusahaan mebel jepara akhir-akhir ini tidak lagi agresif ke pasar ekspor, mengingat pasar ekspor semakin ketat dengan pesaing mebel dari Tiongkok dan Vietnam. Produsen mebel Jepara kemudian beralih ke pasar domestic seiring dengan semakin meningkatnya jumlah pendapatan menengah di Indonesia. Dari seluruh responden, hanya 33,25 persen perusahaan mebel yang berorientasi ekspor, sedang sisanya berorientasi pasar domestic. Adapun tujuan utama ekspor adalah ASEAN, Timur Tengah, Autralia dan Eropa. Sedangkan perusahaan mebel jepara yang berorientasi domestic pasarnya mencakup pasar se kabupaten sampai antar pulau. Tabel Orientasi pemasaran ASEAN, Timur Tengah, Australia, Eropa , Arab dan lain-lain Lokal – antar pulau se Indonesia Sumber Kuesioner, data diolah Jalur pemasaran produk mebel Jepara adalah jalur pemasaran yang pendek karena mayoritas dijual di toko sendiri. Perusahaan mebel di jepara biasanya memiliki showroom untuk memajang koleksi produk mebelnya. secara periodic produk-produk di show room itu diganti dengan desain-desain baru. Inovasi produk merupakan salah satu kunci keberhasilan produk mebel Jepara. Tabel Jalur Pemasaran Sumber Kuesioner, data diolah Potensi pasar mebel Jepara masih sangat tinggi untuk waktu-waktu mendatang. Masih banyak hal yang harus benar-benar digarap secara serius untuk mengembangkan produk-produk mebel Jepara. Pasar dalam negeri untuk mebel akan terus mengalami peningkatan. Data menunjukkan bahwa permintaan akan produk mebel di dalam negeri terus mengalami peningkatan terutama karena berkembangnya perumahan dan properti, berkembangnya pasar untuk perusahaan, lembaga-lembaga pemerintahan, hotel-hotel sampai perusahaan Badan Usaha Milik Negara BUMN dan Perusahaan Badan Usaha Miilik Daerah BUMD yang jumlahnya mencapai ratusan. Identifikasi tingkat pemahaman Pajak Dalam setiap usaha terutama usaha yang berkembang, tidak dapat terlepas dari aspek perpajakan. Dengan kontribusi rata-rata sebesar 77,6%, penerimaan perpajakan masih menjadi penyumbang terbesar pada APBN 2017 sehingga kesadaran para Wajib Pajak dalam kontribusinya memenuhi target penerimaan negara dari sektor pajak sangatlah dibutuhkan, namun pada kenyataannya banyak diantara para pengusaha yang seharusnya merupakan Wajib Pajak aktif namun belum menjalankan kewajibannya secara aktif. Hal tersebut disebabkan pemahaman Wajib Pajak akan Pemajakan itu sendiri masih sangat minim. Dari responden yang masuk, hampir seluruh responden mengetahui bahwa penerimaan dari sektor pajak merupakan penerimaan utama negara dan setiap warga negara tidak bisa terlepas dari kewajiban membayar pajak sesuai ketentuan Undang Undang Perpajakan yang berlaku. Bahwa kewajiban menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri kewajiban perpajakannya sebagian besar dari responden memahami hal tersebut. Akan tetapi pemahaman tersebut bersifat dangkal atau bersifat secara umum semata, bahwa pemahaman mengenai jenis pemajakan apa saja yang seharusnya mereka lakukan atau jenis pajak apa saja yang menjadi tanggung jawab mereka tidak semuanya memahami akan hal tersebut. Hal tersebut dimungkinkan karena sebagian besar responden hampir seluruhnya merupakan pengusaha kecil menengah yang masuk dalam kriteria UMKM menurut pajak yaitu pengusaha dengan penghasilan kotor atau omset per tahun kurang dari 4,8 Milyar yang dikenakan pajak secara final sebesar 1% dari omset penjualan kotor. Sumber Data diolah, 2018 Gambar Penjualan Ekspor 2016 Furniture di Jepara Sumber Data diolah, 2018 Gambar Penjualan Ekspor 2017 Furniture di Jepara Sumber Data diolah, 2018 Gambar Penjualan Lokal 2016 Furniture di Jepara Sumber Data diolah, 2018 Gambar Penjualan Lokal 2017 Furniture di Jepara Berdasarkan aspek SDM, potensi penerimaan pajak ada pada PPh pasal 21 yaitu ketika pegawai harus dipotong pajak atas penghasilan yang diterimanya dari pemberi kerja. Dengan ketentuan batas penghasilan tidak kena pajak PTKP yang sebesar Rp untuk diri sendiri maka dengan asumsi selanjutnya status yang bersangkutan adalah tidak menikah dan tidak punya tanggungan, maka gaji yang diterimanya per bulan harus di atas Rp 4,500,000. Dan berdasarkan tabel rata-rata upah pegawai yang berpenghasilan di atas Rp hanya sekitar 10-14% 13 orang saja dengan menggunakan asumsi rata-rata penghasilannya sebesar Rp maka setiap orang akan dipotong PPh 21 per bulan sebesar Rp atau Rp setahun. Jika banyaknya tenaga kerja yang ada dalam industri ini adalah ... orang, dan sekitar 12%nya berpenghasilan di atas Rp 4,500,000/bln maka penerimaan PPh 21 potongan PPh atas penghasilan pegawai potensial dari industri furnitur ini adalah sebesar Rp ..... per tahun. Strategi keberlanjutan bisnis Dalam mengidentifikasi strategi untuk menjamin keberlanjutan bisnis, digunakan kuesioner untuk melihat tingkat kepentingan beberapa indikator strategi keberlanjutan bisnis. Berikut ini tabel yang mengindikasikan kinerja manajer dengan ukuran sangat tidak penting hingga sangat penting. Sebagian besar pengelola 40% menilai bahwa adalah sangat penting bagi manajer untuk dapat menyesuaikan kapasitas dengan cepat dalam waktu yang singkat. Sementara hanya 3% yang menyatakan jika itu tidak penting. Sebagian besar pengelola juga berpersepsi adalah penting 50% hingga sangat penting 17% bahwa seorang manajer harus mampu mengubah desain produk bahkan setelah proses produksi dimulai. Seorang manajer juga penting, bahkan sangat penting untuk mampu mengurangi jumlah persediaan dan juga mengurangi waktu produksi. Berdasarkan tabel ini nampak jelas kualifikasi kompetensi yang dibutuhkan bagi seorang manajer pada industri furnitur. Karena produksi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan bisnis, maka seorang manajer harus dapat mengelola dengan baik dan cermat terkait design, persediaan, proses produksi, dan waktu pengerjaan. Kinerja Manajerial Kemampuan manager menyesuaikan kapasitas dengan cepat dalam tempo singkat Kemampuan manager mengubah desain produk setelah produksi dimulai Pengurangan waktu produksi Sumber Kuesioner, data diolah Berikut ini adalah bagaimana atasan menilai perilaku bawahan terkait inovasi ketika bekerja. Sebagian besar responden menilai bawahannya dalam skala penting dan bahkan sangat penting ketika perilaku bawahan tersebut bersemangat mencari hal-hal baru ide, teknologi, proses, memunculkan ide kreatif, memberikan ide kepada orang lain, mengamankan dana serta mengembangkan perencanaan untuk implementasi ide baru. Sebagian besar responden juga menilai bahwa para bawahan mereka inovatif. Inovasi Secara bersemangat mencari teknologi baru, proses baru, teknik baru, dan/atau ide-ide baru terkait produk. Sering memunculkan ide-ide kreatif. Mempromosikan dan memberi ide kepada orang lain. Mengamankan dana yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan ide-ide baru Mengembangkan perencanaan dan penjadwalan yang memadai untuk mengimplementasikan ide-ide baru. Para bawahan anda inovatif. Sumber Kuesioner, data diolah Berdasarkan hasil survei terhadap 30 responden, terlihat bahwa sisi persaingan usaha merupakan hal yang penting untuk diperhatikan pada masa yang akan datang, baik untuk mempertahankan pasar maupun untuk ekspansi pasar. Hanya 47% responden yang menyatakan bahwa kualitas produk yang tinggi sangat penting. Mereka lebih melihat bahwa daya tahan produk adalah hal yang paling penting 60% responden. Sedangkan dalam pertanyaan keandalan produk, dari skala satu sampai 7 terlihat bahwa keandalan produk itu penting. Hal yang menarik adalah mengenai ketepatan dalam menangani keluhan pelanggan. Masih terdapat 3% responden yang melihat bahwa penangan keluhan pelanggan bukanlah hal yang utama, meski 53% responden menyatakan penting. Variasi fitur atau disain mebel juga merupakan hal yang mereka anggap penting. Melihat kondisi ini, nampak bahwa persaingan usaha merupakan aspek yang mulai mereka perhatikan. Strategi bisnis yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan daya tahan produk dan variasi disain produk. Tabel Persaigan Usaha Kualitas produk yang tinggi Daya tahan produk yang tinggi keawetan Keandalan produk yang tinggi Kemudahan biaya dan waktu dalam layanan servis produk Ketepatan dalam menangani keluhan pelanggan Waktu pengiriman yang singkat Pengiriman pada tanggal jatuh tempo tepat waktu Variasi fitur produk yang bermacam-macam Sumber Kuesioner, data diolah Pertanyaan terakhir dalam kuesioner adalah menanyakan mengenai prioritas manajemen. Dalam prioritas manajemen, terlihat bahwa pengurangan waktu produksi dan pengurangan persediaan bukan hal yang ingin dilakukan oleh IKM mebel. Strategi yang paling banyak dianggap penting oleh IKM masih terkait dengan produk, yaitu pengenalan disain baru dan menyesuaikan kapasitas produksi dengan cepat dan tepat. Hal ini dilakukan mengingat tuntutan pasar yang bergerak sangat cepat dalam hal disain dan juga adanya fluktuasi musiman dari produksi mebel itu sendiri. Tabel Prioritas Manajemen Harga pokok biaya produksi Produktifitas tenaga kerja Kesesuaian produk akhir terhadap spesifikasi design Kemampuan memperkenalkan produk baru ke dalam produksi secara cepat Kemampuan menyesuaikan kapasitas dengan cepat dan dalam tempo singkat Kemampuan mengubah desain produk setelah produksi dimulai Pengurangan waktu produksi Sumber Kuesioner, data diolah BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dari hasil wawancara dengan para pengusaha mebel di Japara diperoleh kesimpulan sebagai berikut 1. Hasil pemetaan kondisi industri furniture di Jepara dari sisi sumber daya manusia, pemasaran, permodalan, produksi dan sosial ekonomi menunjukkan bahwa ; Industri mebel di Jepara masih mengalami pertumbuhan meskipun pertumbuhan jumlah perusahaan mebel saat ini sangat lambat; Perusahaaan mebel yang ada di Jepara saat ini lebih berorientasi pada pasar domestic meskipun masih melayani permintaan ekspor; Orientasi industry mebel Jepara yang lebih berorientasi ke pasar domestic disebabkan persaingan mebel dengan negara-negara lain semakin ketat dan daya beli negara importir yang masih lemah, sehingga pasar ekspor menurun sementara pasar domestic justru semakin menjanjikan dengan meningkatnya jumlah penduduk yang berdampak pada meningkatnya permintaan property dan perlengkapan rumah tangga terutama untuk kalangan menengah atas; Pemasaran ke luar negeri lebih banyak menggunakan fasilitas teknologi informasi sedangkan pemasaran dalam negeri lebih banyak melalui toko-toko dan showroom; 2. Hasil investigasi mengenai bagaimana industri furnitur Jepara melakukan penyesuaian bisnis baik secara internal dan eksternal menemukan bukti berikut; para pelaku industry furniture di Jepara berusaha untuk adaptif dengan perkembangan bisnis dan persaingan dengan melakukan inovasi terus menerus pada desain produknya dan memotivasi para karyawan agar juga kreatif dan inovatif sehingga mampu menghasilkan produk-produk dengan varian lebih banyak dan menarik; dari pihak eksternal, pemerintah terus mendorong eksistensi dan daya saing industry furniture di Jepara dengan memberikan fasilitas promosi, pameran baik di dalam negeri maupun di luar negeri. 3. Hasil identikasi tingkat pemahaman pajak dari para pelaku industri dan pihak manajemen industri mebel di Jepara menunjukkan bukti bahwa; hampir seluruh responden mengetahui bahwa penerimaan dari sektor pajak merupakan penerimaan utama negara dan setiap warga negara tidak bisa terlepas dari kewajiban membayar pajak sesuai ketentuan Undang Undang Perpajakan yang berlaku. Bahwa kewajiban menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri kewajiban perpajakannya sebagian besar dari responden memahami hal tersebut. Akan tetapi pemahaman tersebut bersifat dangkal atau bersifat secara umum semata, bahwa pemahaman mengenai jenis pemajakan apa saja yang seharusnya mereka lakukan atau jenis pajak apa saja yang menjadi tanggung jawab mereka tidak semuanya memahami akan hal tersebut. Hal tersebut dimungkinkan karena sebagian besar responden hampir seluruhnya merupakan pengusaha kecil menengah yang masuk dalam kriteria UMKM menurut pajak yaitu pengusaha dengan penghasilan kotor atau omset per tahun kurang dari 4,8 Milyar yang dikenakan pajak secara final sebesar 1% dan sekarang direvisi menjadi 0,5 % dari omset penjualan kotor. 4. Mengidentifikasi strategi untuk menjamin keberlanjutan bisnis; Strategi bisnis yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan daya tahan produk dan variasi disain produk namun belum tanggap terhadap keluhan konsumen; Strategi yang paling banyak dianggap penting oleh IKM mebel di Jepara masih terkait dengan produk adalah pengenalan disain baru dan menyesuaikan kapasitas produksi dengan cepat dan tepat. Hal ini dilakukan mengingat tuntutan pasar yang bergerak sangat cepat dalam hal disain dan juga adanya fluktuasi musiman dari produksi mebel itu sendiri. Berdasarkan temuan diatas, maka dapat disusun rekomendasi sebagai berikut 1. Industri furniture di Jepara masih sangat menjadi industry yang sangat strategis dalam perekonomian local maupun perekonomian nasional, untuk itu perlu dilakukan kebijakan-kebijakan nyata yang mampu menggairahkan kembali industry furniture di Jepara; seperti kemudahan permodalan, kemudahan ketersediaan bahan baku, kebijakan pengupahan yang kondusif dan dukungan promosi yang semakin agresif baik ke luar negeri maupun dalam negeri. 2. Pemerintah daerah sebaiknya mendorong adanya peningkatan kualitas SDM yang berkontribusi pada perkembangan industry furniture di jepara khususnya dengan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan para pengrajin yang menjadi kunci produktivitas dan kreatifitas dalam perkembangan industry furniture. 3. Pemahaman mengenai serba-serbi pajak yang terkait dengan hak dan kewajiban para pelaku industry furniture di jepara harus ditingkatkan dengan edukasi dan sosialisasi yang lebih mengena dan berkelanjutan. 4. Pemerintah daerah dapat mengajak para pelaku dan pengrajin industry furniture di Jepara untuk lebih mengeksplorasi lagi nilai-nilai dan kearifan local yang selama ini masih belum tergali untuk menciptakan furniture jepara yang semakin unik, eksklusif dan bernilai tinggi. DAFTAR PUSTAKA Berry, Albert, Edgard Rodriguez, and Henry Sandee . 2002. Firm and Group Dynamics in the Small and Medium Enterprise Sector in Indonesia. Small Business Economics February, Volume 18, Issue 1–3, pp 141–161 Loebis, Lienda, Hubert Schmitz .2004 . Java furniture makers winners or losers from globalization? Economics and Finance in Indonesia vol. 52, 279-308 Pabuayon , Isabelita M., Merlyn N. Rivera, Leina H. Espanto. 1998. The Philippine rattan sector a case study of the production-to-consumption systems. International Network for Bamboo and Rattan. Zainuri , Muhammad, Waridin, Purbayu B, . Santoso, Indah Susilowati. 2012. The Performance and Prospect of Small Medium Enterprises of Furniture Industry in Jepara Regency, Central Java, Indonesia. International Proceedings of Economics Development & Research, Vol. 46, p101 Zos , Victoria . Local Cooperation and Upgrading in Response to Globalization The Case Of Cebu’s Furniture Industry. -,. 2017. Kabupaten Jepara dalam Angka Lampiran Kuesioner Prioritas Kompetitif Kuesioner berikut terdiri dari beberapa bagian. Pada masing-masing bagian terdapat sejumlah pernyataan. Mohon dibaca dengan baik dan teliti untuk kemudian menjawabnya secara jujur apa adanya, sesuai dengan kondisi responden masing-masing. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Terdapat tujuh kemungkinan jawaban yang mencerminkan tingkat kepentingan pada tiap pernyataan, sebagai berikut Bisa penting bisa juga tidak Lingkarilah satu angka yang menurut anda paling dapat mencerminkan kondisi yang anda alami pada pernyataan-pernyataan berikut ini - Persaingan Usaha Berikut ini adalah beberapa pendekatan persaingan usaha dalam industri furnitur. Mohon indikasikan seberapa penting beberapa pendekatan penjualan produk berikut bagi produk unggulan terlaris anda. Kinerja produk yang tinggi Daya tahan produk yang tinggi keawetan Keandalan produk yang tinggi Kemudahan biaya dan waktu dalam layanan servis produk Ketepatan dalam menangani keluhan pelanggan Waktu pengiriman yang singkat Pengiriman pada tanggal jatuh tempo tepat waktu Variasi fitur produk yang bermacam-macam Prioritas Manajemen Berikut ini adalah hal-hal terkait prioritas manajemen pada industry pengolahan. Mohon tunjukkan seberapa penting hal-hal berikut sesuai dengan kondisi pabrik anda Harga pokok biaya produksi Produktifitas tenaga kerja Kesesuaian produk akhir terhadap spesifikasi design Kemampuan memperkenalkan produk baru ke dalam produksi secara cepat Kemampuan menyesuaikan kapasitas dengan cepat dan dalam tempo singkat Kemampuan mengubah desain produk setelah produksi dimulai Pengurangan waktu produksi Kinerja Berikut ini adalah beberapa kriteria yang bisa digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajer dan supervisor produksi. Mohon indikasikan tingkat kepentingan pada masing-masing kriteria evaluasi kinerja manajer berikut Kemampuan menyesuaikan kapasitas dengan cepat dalam tempo singkat Kemampuan mengubah desain produk setelah produksi dimulai Pengurangan waktu produksi Inovasi Inovasi adalah suatu proses yang melibatkan generasi dan implementasi ide/ gagasan. Oleh karena itu membutuhkan perilaku spesifik individu yang bermacam-macam. Pada saat sebagian orang diharapkan untuk menunjukkan seluruh perilaku dalam berinovasi, sebagian orang lainnya mungkin hanya menunjukkan satu atau sedikit tipe perilaku. Mohon tunjukkan persetujuan saudara terkait seberapa jauh bawahan anda menujukkan perilaku berikut ini. Gunakan skala rating berikut Bisa penting bisa juga tidak Secara bersemangat mencari teknologi baru, proses baru, teknik baru, dan/atau ide-ide baru terkait produk. Sering memunculkan ide-ide kreatif. Mempromosikan dan memberi ide kepada orang lain. Mengamankan dana yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan ide-ide baru Mengembangkan perencanaan dan penjadwalan yang memadai untuk mengimplementasikan ide-ide baru. Para bawahan anda inovatif. Porsentase penjualan terhadap pengeluaran terkait aktivitas riset dan pengembangan. Porsentase pendapatan dari pelanggan baru. Besarnya pangsa pasar atas produk utama. Tingkat kerusakan yang diperkirakan atas pembelian. Tingkat kerusakan aktual atas pembelian. Tingkat kerusakan yang diperkirakan atas produksi. Tingkat kerusakan aktual atas produksi. Porsentase karyawan yang sudah mengikuti pelatihan terkait kualitas. Jumlah ide baru atas perbaikan proses yang dimunculkan oleh karyawan. Porsentase adopsi saran perbaikan dari karyawan. Penerimaan dari sektor perpajakan merupakan penerimaan utama negara Setiap warga negara tidak bisa terlepas dari kewajiban membayar pajak Setiap orang yang dimaksud dalam UU Pajak adalah wajib pajak Wajib pajak berkewajiban menghitung sendiri pajak atas penghasilan yang diperolehnya. Wajib pajak berkewajiban membayar sendiri pajak atas penghasilan yang diperolehnya. Wajib pajak berkewajiban melapor sendiri pajak atas penghasilan yang diperolehnya. Jenis-jenis pajak yang menjadi kewajiban baik untuk potong/ pungut, setor dan lapor bagi wajib pajak b. PPh 22 impor, bendaharawan, industri khusus f. PPh OP/ Badan Pasal 29 atau PPh berdasar PP 46/2016 j. Lainnya, sebutkan..................................................................... 3. Diisi oleh Tanggal____________________ Nama Responden _____________________________________ Jabatan ___________________________________________ Jenis Kelamin  Male  Female Pendidikan Terakhir  SLTA/ sederajat  Diploma Sarjana  Pasca Sarjana Terima kasih atas kerja samanya. Yakinlah bahwa jawaban anda akan kami jamin kerahasiaannya. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this paper discusses the role of clusters and subcontracting as factors in the evolution of small and medium firms in Indonesia during the last quarter century. It is argued that a number of such firms have become successful exporters of rattan furniture, wood furniture and garments on the strength of subcontracting relationships with foreign investors and buyers as well as agglomeration economies achieved by clustering in selected locations. Examples are provided to show that clustered enterprises are more likely to be in the exports business and to adopt product and process innovations as compared to more dispersed firms. Public policy support for fostering subcontracting links and cluster formation is also discussed. Copyright 2002 by Kluwer Academic PublishersLienda Loebis Hubert SchmitzThis article is concerned with the question of whether participation in the global economy leads to sustainable income growth. It examines the furniture industry of Central Java, which has grown rapidly since the financial crisis in 1997. The article shows that the exporting small and medium-sized enterprises generated substantial employment and income growth. However, this growth is not sustainable because the viability of exports has become dependent on wood which is logged illegally and risks depletion. Government and donor projects aimed at small enterprises risk driving these enterprises deeper into the race to the bottom. The article then discusses ways to avoid this, stressing the need for a coalition of public and private actors along the local–global Philippine rattan sector a case study of the production-to-consumption systems. International Network for Bamboo and RattanIsabelita M PabuayonN MerlynRiveraH LeinaEspantoPabuayon, Isabelita M., Merlyn N. Rivera, Leina H. Espanto. 1998. The Philippine rattan sector a case study of the production-to-consumption systems. International Network for Bamboo and Susilowati. 2012. The Performance and Prospect of Small Medium Enterprises of Furniture Industry in Jepara RegencyMuhammad ZainuriWaridinB PurbayuSantosoZainuri, Muhammad, Waridin, Purbayu B,. Santoso, Indah Susilowati. 2012. The Performance and Prospect of Small Medium Enterprises of Furniture Industry in Jepara Regency, Central Java, Indonesia. International Proceedings of Economics Development & Research, Vol. 46, p101Local Cooperation and Upgrading in Response to Globalization The Case Of Cebu's Furniture IndustryVictoria ZosZos, Victoria. Local Cooperation and Upgrading in Response to Globalization The Case Of Cebu's Furniture Industry. -,. 2017. Kabupaten Jepara dalam Angka Pengantar Selamat datang di dunia Pak Joko, seorang pengusaha mebel di Jepara. Pak Joko telah berkecimpung di dunia mebel selama lebih dari 20 tahun. Ia telah berhasil membangun sebuah perusahaan mebel yang sukses di Jepara. Pak Joko adalah seorang pengusaha yang berdedikasi tinggi. Ia telah berhasil menciptakan produk mebel yang berkualitas tinggi dan berkelas. Ia juga telah berhasil menciptakan sebuah jaringan distribusi yang luas di seluruh Indonesia. Pak Joko juga telah berhasil menciptakan sebuah budaya kerja yang kuat di perusahaannya. Ia telah berhasil menciptakan sebuah tim yang solid dan berdedikasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Pak Joko adalah seorang pengusaha yang berhasil. Ia telah berhasil menciptakan sebuah perusahaan mebel yang sukses di Jepara. Ia juga telah berhasil menciptakan produk mebel yang berkualitas tinggi dan berkelas. Ia telah berhasil menciptakan sebuah jaringan distribusi yang luas di seluruh Indonesia. Kami berharap Anda dapat belajar banyak dari pengalaman Pak Joko sebagai seorang pengusaha mebel di Jepara. Kami yakin bahwa Anda akan mendapatkan banyak manfaat dari pengalaman Pak Joko. Bagaimana Joko Adalah Seorang Pengusaha Mebel Sukses di Jepara Joko adalah seorang pengusaha mebel sukses di Jepara yang telah berhasil menciptakan sebuah bisnis yang sukses. Ia telah berhasil mengembangkan bisnisnya dengan menggunakan strategi yang tepat dan mengikuti tren pasar. Ia juga telah berhasil menciptakan produk-produk berkualitas tinggi yang memenuhi standar kualitas internasional. Ia juga telah berhasil menciptakan jaringan distribusi yang luas dan efisien. Ia juga telah berhasil menciptakan budaya kerja yang efektif dan produktif di seluruh jaringan bisnisnya. Ia juga telah berhasil menciptakan budaya kerja yang menghargai karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Ia juga telah berhasil menciptakan budaya kerja yang menghargai kreativitas dan inovasi. Ia juga telah berhasil menciptakan budaya kerja yang menghargai kualitas dan keselamatan produk. Ia juga telah berhasil menciptakan budaya kerja yang menghargai kepuasan pelanggan. Dengan semua ini, Joko telah berhasil menciptakan sebuah bisnis mebel sukses di Jepara. Bagaimana Joko Adalah Seorang Pengusaha Mebel yang Berpengaruh di Jepara Joko adalah seorang pengusaha mebel yang berpengaruh di Jepara. Ia telah berhasil membangun sebuah perusahaan mebel yang sukses dan berkembang dengan pesat. Ia telah berhasil menciptakan produk-produk mebel yang berkualitas tinggi dan menarik bagi konsumen. Ia juga telah berhasil menciptakan jaringan distribusi yang luas dan efisien. Ia telah berhasil menciptakan budaya kerja yang efektif dan produktif di perusahaannya. Ia juga telah berhasil menciptakan iklim bisnis yang kondusif di Jepara. Ia telah berhasil menciptakan lapangan kerja yang berkualitas bagi masyarakat Jepara. Ia juga telah berhasil menciptakan kesempatan bagi para pengrajin mebel di Jepara untuk mengembangkan usahanya. Dengan demikian, Joko telah berhasil menjadi seorang pengusaha mebel yang berpengaruh di Jepara. Bagaimana Joko Adalah Seorang Pengusaha Mebel yang Berhasil Membangun Bisnis di Jepara Joko adalah seorang pengusaha mebel yang berhasil membangun bisnisnya di Jepara. Ia telah berhasil mengembangkan usahanya dengan menciptakan produk-produk mebel berkualitas tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Ia juga telah berhasil menciptakan jaringan distribusi yang luas untuk memastikan produknya tersedia di pasar. Dengan strategi bisnis yang tepat dan komitmen yang kuat, Joko telah berhasil menjadikan bisnisnya sebagai salah satu bisnis mebel terkemuka di Jepara. Bagaimana Joko Adalah Seorang Pengusaha Mebel yang Berhasil Membangun Brand di Jepara Joko adalah seorang pengusaha mebel yang berhasil membangun brand di Jepara. Ia telah berhasil menciptakan sebuah merek yang diakui secara internasional. Ia telah mengembangkan produk-produk mebel yang berkualitas tinggi dan berkelas, serta menciptakan desain yang unik dan menarik. Ia juga telah berhasil menciptakan sebuah jaringan distribusi yang luas dan efisien. Ia telah berhasil menciptakan sebuah bisnis yang sukses dan berkelanjutan. Ia telah berhasil menciptakan sebuah merek yang dihargai dan diakui di seluruh dunia. Ia telah berhasil menciptakan sebuah bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan bagi semua pihak. Bagaimana Joko Adalah Seorang Pengusaha Mebel yang Berhasil Membangun Bisnis di Jepara dan Sekitarnya Joko adalah seorang pengusaha mebel yang berhasil membangun bisnisnya di Jepara dan sekitarnya. Ia telah berhasil mengembangkan usahanya dengan menggunakan strategi yang tepat dan kreatif. Ia menggunakan teknologi terbaru untuk memproduksi mebel berkualitas tinggi dan menawarkan harga yang kompetitif. Ia juga mengembangkan jaringan pemasaran yang luas untuk meningkatkan penjualan produknya. Ia telah berhasil menciptakan lapangan kerja baru di Jepara dan sekitarnya, yang telah membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Ia juga telah berhasil menciptakan lapangan kerja baru di seluruh Indonesia. Dengan komitmennya untuk menciptakan produk berkualitas tinggi dan menawarkan harga yang kompetitif, Joko telah berhasil membangun bisnisnya di Jepara dan sekitarnya. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Pak Joko adalah seorang pengusaha mebel di Jepara yang sukses. Ia telah berhasil membangun bisnis mebelnya sejak tahun 1990 dan telah berhasil menjadi salah satu pemimpin industri mebel di Jepara. Ia juga telah berhasil menciptakan produk-produk mebel berkualitas tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya. Dengan komitmennya untuk menyediakan produk-produk berkualitas tinggi, Pak Joko telah berhasil menjadi salah satu pengusaha mebel terkemuka di Jepara. FAQ Q Apakah Pak Joko?Pak Joko adalah seorang pengusaha mebel di Jepara. Q Siapa Pak Budi?Pak Budi adalah seorang dokter di kota Surabaya. Q Apakah Pak Agus?Pak Agus adalah seorang guru di sekolah dasar di kota Bandung. Q Siapa Pak Rizal?Pak Rizal adalah seorang pengusaha kuliner di kota Semarang. Q Apakah Pak Andi?Pak Andi adalah seorang pengusaha tekstil di kota Yogyakarta. Q Siapa Pak Heru?Pak Heru adalah seorang petani di desa Cilacap. Q Apakah Pak Dedi?Pak Dedi adalah seorang tukang kayu di kota Malang. Q Siapa Pak Yudi?Pak Yudi adalah seorang pengusaha otomotif di kota Bekasi. Q Apakah Pak Eko?Pak Eko adalah seorang pengusaha konstruksi di kota Tangerang. TrendingPickleball TournamentsMay 8, 2023TrendingExpert on beauty product giftsby AdminMay 8, 2023TrendingThe Benefits Of A Bricks Wall Mirror For Your Home by AdminMay 8, 2023TrendingThe Health Benefits Of Drinking Teaby AdminMay 5, 2023

pak hasan seorang pengusaha mebel di jepara